Emiten pertambangan BUMN, PT Bukit Asam Tbk (PTBA), membukukan perolehan laba bersih senilai Rp 10 triliun pada periode kuartal ketiga tahun ini.
Perolehan laba Bukit Asam melesat 110% dari periode yang sama di tahun sebelumnya yang senilai Rp 4,8 triliun. Manajemen PTBA menjelaskan, pencapaian laba bersih itu didukung dengan pendapatan sebesar Rp 31,1 triliun, meningkat 60% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih ini diperoleh seiring pendapatan perusahaan yang meningkat 60,30% dari sebelumnya Rp19,38 triliun menjadi Rp 31,07 triliun pada 30 September 2022.
Alhasil, kenaikan laba tersebut turut meningkatkan perolehan laba per saham dasar perusahaan menjadi Rp 871 per saham dari sebelumnya Rp 426 per saham.
Sejalan dengan kenaikan pendapatan, beban pokok pendapatan juga naik dari sebelumnya Rp 11,13 triliun menjadi Rp 17,19 triliun. Sehingga, perseroan mengantongi laba bruto senilai Rp 13,87 triliun dari sebelumnya Rp 8,25 triliun.
"Kenaikan kinerja ini didorong oleh pemulihan ekonomi global maupun nasional yang meningkatkan permintaan batu bara, serta kenaikan harga batu bara yang signifikan," kata Direktur Utama PTBA, Arsal Ismail dalam paparan kinerja perusahaan, Kamis (27/10).
Berdasarkan data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Harga Batu Bara Acuan (HBA) meningkat sekitar 101 persen persen dari US$ 158,50 per ton pada Januari 2022 menjadi US$ 319,22 per ton pada September 2022.
Di sisi lain, perseoroan juga tetap mempertahankan kinerja operasional yang solid dengan mengedepankan cost leadership di setiap lini perusahaan. "Perseroan menerapkan efisiensi berkelanjutan secara optimal," katanya.
Adapun, total aset perusahaan per 30 September 2022 sebesar tercatat Rp 41,2 triliun, meningkat 28% dibanding kuartal III 2021 yang sebesar Rp 32,2 triliun.
Pada sesi kedua perdagangan, harga saham PTBA terpantau melemah 0,52% ke level Rp 3.790 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 43,66 triliun.