IHSG diperkirakan akan berfluktuatif pada rentang 7.650-7.700, dipengaruhi oleh rilis data AS dan pertumbuhan PDB di kawasan Eropa, serta perhatian pada data cadangan devisa Indonesia.
PTBA melaporkan bahwa masih memiliki cadangan batu bara yang melimpah di wilayah yang mereka kelola yang mampu diproduksikan hingga 100 tahun ke depan.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengembangkan lahan basah buatan (constructed wetland) untuk menghilangkan bahan pencemar seperti logam berat dan mampu menetralkan air asam tambang.
Laba semester I PTBA anjlok sebesar 26,8% secara tahunan menjadi Rp 2,03 triliun. Penurunan ini terjadi di tengah lonjakan penjualan dan ekspor batu bara.
PTBA dan BRIN memulai pilot project hilirisasi batu bara menjadi bahan baku baterai kendaraan listrik jenis lithium-ion (Li-ion) yakni artificial graphite dan anode sheet.
Berbagai langkah efisiensi operasi dan produksi dijalankan PTBA dalam rangka mempertahankan kinerja positif perusahaan. Hal ini dilakukan untuk mendorong profitabilitas.
PT Bukit Asam (PTBA) berencana untuk memanfaatkan lahan bekas tambang untuk dijadikan lokasi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dengan potensi kapasitas mencapai 200 MWp.
PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membagian dividen tunai atas laba bersih 2023 senilai Rp 4,57 triliun, lebih besar dibandingkan nilai dividen PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) maupun PT Jasa Marga Tbk (JSMR).
PTBA mengungkapkan bahwa tengah melakukan kajian bersama sejumlah investor terkait kelanjutan proyek gasifikasi batu bara menjadi DME yang saat ini mandek setelah hengkangnya Air Products.