Dirut HM Sampoerna (HMSP) Ungkap Tiga Penyebab Anjloknya Laba di Q3

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Pedagang menunjukkan bungkus rokok bercukai di Jakarta.
1/11/2022, 15.18 WIB

Emiten produsen rokok, PT HM Sampoerna Tbk (HMSP)  menyampaikan tiga faktor yang mempengaruhi penurunan profitabilitas perseroan pada periode kuartal pertama 2022.. Tercatat, laba HMSP turun 11,74% menjadi Rp 4,90 triliun pada kuartal III 2022 dari periode yang sama pada tahun sebelumnya Rp 5,55 triliun. 

Menurut Presiden Direktur HM Sampoerna, Vassilis Gkatzelis, ketiga faktor penyebab penurunan laba itu adalah kenaikan tarif cukai rokok yang menyentuh dua digit, lebih tinggi dari tingkat inflasi. Faktor yang kedua yaitu melebarnya jarak tarif cukai antara golongan satu, dua, dan tiga.

"Ditambah lagi dengan purchaising power atau daya beli konsumen yang mengakibatkan adanya down trading (cenderung menurun), " katanya dalam paparan publik, Selasa (1/11). 

Vassilis Gkatzelis megatakan jarak cukai golongan satu dan dua sampai 40%. Jarak tersebut menurutnya mempunyai dampak terhadap profitabilitas industri. 

"Tentunya hal ini mengakibatkan dampak terhadap profitabilitas industri khususnya di golongan satu dan Sampoerna merupakan yang terdampak," ungkapnya. 

Untuk memitigasi hal ini, Vassilis mengatakan pihaknya berusaha menciptakan long term value untuk semua pemangku kepentingan agar terlihatnya pemulihan perseroan dari tahun ke tahun. "Walaupun kami melihat profitabilitas masih ada penurunan tapi dari sisi perbandingan dari kuartal per kuartal kita sudah melihat perbaikan," kata dia. 

Adapun, Hanjaya Mandala Sampoerna membukukan hasil penjualan bersih Rp 83,39 triliun hingga September 2022.

Hasil penjualan bersih tersebut meningkat 15% jika dibandingkan pada periode yang lalu Rp 72,51 triliun. Pendapatan emiten berkode saham HMSP tersebut berasal dari penjualan lokal.

Kontribusi terbesar yaitu dari sigaret kretek mesin (SKM) mencapai Rp 55,06 triliun atau naik 14,35% dari perolehan sebelumnya Rp 48,15 triliun.

Pendapatan yang bersumber dari penjualan sigaret kretek tangan naik 19,47% menjadi Rp 19,65 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp 16,45 triliun. Kontribusi pendapatan lainnya juga berasal dari sigaret putih mesin senilai Rp 7,02 triliun yang naik 0,12% dibandingkan perolehan yang lalu Rp 7,01 triliun.

Seiring dengan naiknya raihan penjualan, beban pokok penjualan HMSP tercatat Rp 70,89 triliun atau membengkak 18,58% pada kuartal III 2022 dari posisi Rp 59,78 triliun di periode yang sama tahun 2021. Salah satu pos beban pokok penjualan yang naik signifikan adalah kenaikan pita cukai dari Rp 40,63 triliun pada kuartal III-2021 menjadi Rp 50,34 triliun pada sembilan bulan pertama tahun ini, meningkat 23,89%. 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail