PT Bio Farma akan membangun pabrik yang menjadi fasilitas produksi dan balai teknologi di industri farmasi. Rencananya pabrik tersebut akan dibangun oleh holding farmasi milik negara tersebut di kawasan Karawang, Jawa Barat.
Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir mengatakan pabrik tersebut akan berstandar internasional atau setara Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat. Pabrik tersebut akan dibangun dengan luas 2,7 hektare, serta target penyelesaian pembangunan pada 2026.
"Rencananya pabrik tersebut menjadi balai teknologi dengan standar dari produk-produk kesehatan farmasi. Kami akan mematuhi ke standar US FDA," katanya dalam RDP Komisi IV DPR, Selasa (24/1).
Honesti menyampaikan semua produk akan dikembangkan sendiri dan rencananya akan bekerjasama dengan perusahaan besar farmasi. Perusahaan tersebut nantinya akan melakukan transfer teknologi. Oleh karena itu, perusahaan bisa shortcut process untuk penelitian dan pengembangan.
Seiring dengan rencana tersebut, Honesti mengatakan holding farmasi telah memasok 400 juta dosis vaksin dengan 80% yaitu Sinovac. Angka ini telah memenuhi 70% dari total populasi Indonesia.
"Melansir data Kemenkes kekebalan kelompok sudah hampir 97%, tingkat infeksi turun 300 orang per hari dan semua terkontrol sehingga produk vaksin turun drastis pada 2022 karena sudah dilakukan pada 2021," katanya.
Dia menyampaikan produksi Bio Farma akan di ekspor ke negara lain, tidak hanya untuk kebutuhan di Indonesia. Honesti juga menyampaikan pihaknya akan menggandeng beberapa perusahaan untuk transfer teknologi.
Selain itu, dia menyebutkan pendapatan konsolidasi per kuartal tiga 2022 mencapai Rp 15,9 triliun. Rp 11,1 triliun berasal dari penjualan produk non Covid. Sementara itu, prognosis pendapatan hingga akhir 2022 Rp 22,1 triliun atau turun 49% dari 2021 yang sebesar Rp 43,4 triliun.
Di samping itu, dia mengakui pendapatan produk non Covid memiliki kontribusi lebih besar hingga Rp 16 triliun dibandingkan produk Covid yaitu Rp 5,9 triliun.