PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk (MTEL) atau Mitratel menorehkan laba bersih Rp 1,78 triliun hingga kuartal IV 2022. Perolehan laba emiten berkode saham MTEL naik 29,25% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021 Rp 1,38 triliun.
Melansir laporan keuangannya, pendapatan Mitratel turut meningkat 12,5% hingga akhir 2022 menjadi Rp 7,72 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2021 senilai Rp 6,86 triliun.
Naiknya pendapatan ditopang oleh perolehan sewa menara telekomunikasi Rp 7,04 triliun, naik 15,86% sepanjang 2022 dari sebelumnya Rp 6,07 triliun. Pendapatan paling besar sewa menara telekomunikasi dari pihak berelasi yaitu PT Telekomunikasi Selular senilai Rp 4,33 triliun pada kuartal IV 2022.
Angka ini naik 22,4% dibandingkan dengan 2021 yaitu Rp 3,53 triliun. Lalu raihan sewa menara telekomunikasi dari pihak ketiga tercatat Rp 2,62 triliun. Perolehan naik 8,54% dibandingkan sebelumnya Rp 2,41 triliun.
Dari segmen jasa konstruksi dari pihak berelasi yaitu PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, Mitratel memperoleh pendapatan Rp 628,01 miliar. Walau demikian, perolehan ini turun 12,91% dibandingkan dengan perolehan sebelumnya Rp 721,14 miliar.
Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko, mengatakan pertumbuhan pendapatan dan laba bersih perseroan yang naik dua digit ini sebagai hasil dari pengembangan bisnis organik dan inorganik.
"Perusahaan juga terus fokus dalam melakukan efisiensi biaya operasional sehingga profitabilitas di sisi marjin meningkat," kata Teddy, dalam keterangan resminya, Selasa (7/3).
Adapun, beban umum dan administrasi Mitratel tercatat Rp 264,7 miliar, meningkat 27,99% dibandingkan sebelumnya Rp 206,81 miliar. Lalu beban kompensasi karyawan tercatat Rp 252,6 miliar , turun 0,84% dari sebelumnya Rp 254,75 miliar.
Di samping itu aset Mitratel menyusut 2,86% menjadi Rp 56,07 triliun hingga akhir 2022. Dibandingkan dengan Desember 2021 aset Mitratel Rp 57,72 triliun.
Sementara liabilitas perusahaan ikut turun 7,55% menjadi Rp 22,26 triliun pada kuartal IV 2022. Adapun liabilitas Mitratel pada Desember 2021 Rp 24,08 triliun. Perusahaan turut mencatatkan ekuitas yang naik tipis 0,48% menjadi Rp 33,8 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 33,64 triliun.
Sampai akhir 2022 lalu, total penambahan menara baru yang dimiliki oleh Mitratel mencapai 7.212 menara dan penambahan jumlah tenant (penyewa) sebesar 9.412. Di mana 6.000 menara baru tersebut datang dari proses akuisisi menara operator Telkomsel.
Selain itu, Mitratel juga mengembangkan jaringan fiber optic sebagai bagian penting dari ekosistem menara, dan telah memiliki fiber optic sepanjang 16.641 km, di mana 6.012 km di antaranya merupakan hasil akuisisi.
Mitratel optimistis, prospek bisnis di tahun 2023 akan tetap mencatatkan pertumbuhan di atas rata-rata industri. ”Kami meyakini kinerja perseroan di tahun ini akan terus bertumbuh dengan fokus pada monetisasi aset, efisiensi biaya," tutur Teddy.