Sebagai investor kawakan Lo Kheng Hong mengaku gemar mengoleksi saham-saham. Seperti tertuang dalam buku “101 Lo Kheng Hong” di halaman pertamanya yang tertulis bahwa harta karun kekayaan terbesar yang ada di dunia adanya di pasar modal, bukan di bawah laut.
Untuk itu, pria yang disebut Warren Buffet-nya Indonesia itu mengaku rutin mengikuti berita-berita yang ada di media terutama soal aksi korporasi perseroan. Dimulai pagi hari dengan membaca empat koran langganannya sambil ditemani secangkir kopi. Kebiasaan itu dia lakukan sejak pukul 06.00-09.00 pagi.
Setelah jam itu, baru Pak Lo biasa ia disapa mulai menggelar aksi senyapnya dari pukul 09.00-15.15 WIB.
“Jam 9 sampai jam 15.15 biasanya saya kalau ada saham murah saya beli pelan-pelan, terus cicil belinya, pelan-pelan saya beli. Aksi senyap namanya, tau-taunya banyak saja sahamnya, pelan-pelan,” kata Lo Kheng Hong dikutip dari kanal Youtube Intiland Development, Rabu (8/3).
Hal itu seperti yang tertuang dalam kata-kata bijak Pak Lo lainnya yang mengatakan, ketika ada obral di mal masyarakat berbondong-bondong belanja tapi ketika di Bursa Efek Indonesia ada obral masyarakat tak mau belanja. Sementara itu Pak Lo justru melakukan aksi cicil beli saham jika ada harga saham yang dinilainya bagus.
Aksi serupa juga dia lakukan ketika harga saham yang dia miliki sedang bagus.
“Begitu juga kalau saham saya naik. Saham saya banyak, kan kadang 1 miliar lembar, saya jualnya pelan-pelan di rumah. Senyap pelan-pelan,” ungkap Pak Lo.
Namun dia mengatakan, aksi sedikit-sedikit itu tidak bisa dilakukan dalam kondisi luar biasa seperti pada pandemi Covid-19. Warren Buffet bilang kesempatan "hujan emas" itu jarang di mana harga saham hampir seluruhnya merosot tajam.
Setelah jam 15.15, pria berusia 64 tahun itu mengaku ngantuk dan memilih untuk tidur 1-2 jam. Lalu setelah bangun, dirinya makan dan mandi, kemudian kembali baca-baca dan menganalisa laporan keuangan dan aksi korporasi dari perusahaan publik.
“Sudah WFH (work from home) 27 tahun. Enak loh WFH, tidak usah kekantor, tidak usah macet-macetan,” katanya.
Pak Lo pun menuliskan di kata-kata bijaknya jika dia percaya bahwa harga perusahaan yang bagus dan murah tidak akan naik harganya dalam jangka panjang. Lalu kesabaran itu menurutnya adalah ilmu tingkat tinggi.
“Belajarnya setiap hari, ujiannya sering mendadak, dan investor saham yang lulus akan mendapatkan cuan yang besar,” ungkap dia.