PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) membentuk komite Enviromental, Social, and Governance (ESG). Emiten pertambangan itupun lantas menunjuk mantan Menteri keuangan Bambang PS Brodjonegoro sebagai chairman sekaligus komisaris independen.
Tampil sebagai anggota komite ESG yaitu Judy Lee. Judy Lee dari pihak independen. Lalu Triana Krisandini menjelma sebagai anggota. Triana nantinya juga sebagai Head of Enviromental, Social and Governance perseroan.
”Pembentukan Komite ESG sesuai keputusan sirkuler dewan komisaris sebagai pengganti rapat dewan komisaris TBS Energi Utama nomor 001/TBS/R-BOC/III/2023 tanggal 7 Maret 2023,” ucap Direktur TBS Energi Utama Alvin Firman Sunanda dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Kamis (9/3).
Adapun masa jabatan anggota komite ESG terhitung sejak tanggal 7 Maret 2023 sampai dengan penutupan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) perseroan pada 2025. Dengan demikian masa jabatan itu kurang lebih 2,5 tahun.
Sebelumnya, TBS Energi Utama mengumumkan komitmen untuk mencapai net zero emission atau netralitas karbon pada 2030 di konferensi iklim PBB, COP26, di Glasgow, Skotlandia, tahun lalu.
Untuk penerapan konsep berkelanjutan yang lebih menyeluruh, perusahaan memutuskan memperkuat komitmen ESG. Komitmen ini disebut dengan nama TBS2030, yang merupakan singkatan dari “Towards a Better Society 2030”, yang terdiri dari 12 tujuan yang menjadi acuan dan peta jalan perusahaan berkode emiten TOBA ini dalam menjalani bisnis dari level strategis sampai operasional di lapangan.
Wakil Direktur TBS Pandu Sjahrir menjelaskan, TBS2030 merupakan sebuah peta jalan yang jelas, terukur, serta transparan bagi para stakeholder untuk melihat kemajuan perusahaan. 12 tujuan yang menjadi acuan dan roadmap dalam menjalankan bisnis tersebut akan membantu perusahaan untuk mencapai carbon neutrality dan fair transition pada 2030.
“Kami tidak mengklaim kami memiliki semua jawaban untuk mencapai tujuan tersebut, tetapi kami mencoba terus meningkatkan diri untuk menjadi lebih baik. TBS2030 adalah cara bagi kami untuk mengambil bagian dalam tujuan global dan mendukung agenda pemerintah untuk mencapai net zero pada 2060,” ungkapnya.
Pandu mengatakan bahwa transisi model bisnis TBS dari awal sampai dengan hari ini adalah batu bara, listrik, renewable energy, dan electric vehicle (EV), sebagai bentuk perusahaan bergerak ke arah yang lebih sustainable.
Sebagai contoh, di sektor kendaraan listrik, TBS memiliki perusahaan joint venture dengan GoTo Group bernama Electrum. Perusahaan ini sudah memiliki lebih dari 250 motor listrik di Jakarta yang sudah bisa diakses oleh masyarakat melalui aplikasi Gojek, dan sejauh ini sudah menempuh jarak lebih dari 4 juta kilometer.