PT Bank National Nobu Tbk (NOBU) membukukan laba bersih Rp 103,84 miliar pada tahun 2022. Jumlah itu naik 61,79% bila dibandingkan periode tahun 2021 yang senilai Rp 64,18 miliar.

Alhasil laba per saham dasar pun naik dari Rp 14,46 menjadi Rp 22,56 per lembarnya. Kinerja ini dinilai akan menjadi bekal yang baik di tengah isu merger antara bank milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo yakni PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) dan bank milik James Riady PT Bank National Nobu Tbk (NOBU). 

Kenaikan laba Bank Nobu ditopang pertumbuhan kredit yang meningkat 26,40% menjadi Rp 12,40 triliun dari sebelumnya Rp 9,81 triliun. Kenaikan kredit dibarengi dengan rasio kredit bermasalah (NPL) bersih yang membaik dari 0,33% menjadi 0,38%.

Lalu pendapatan bunga bersih tercatat meningkat 25% menjadi Rp 659,10 dari sebelumnya Rp 525,68 miliar. Bank Nobu juga mencatatkan kenaikan pendapatan operasional lainnya menjadi Rp 72,18 miliar dari sebelumnya Rp 65,29 miliar.

Sementara giro tabungan dan deposito mencapai Rp 15,07 triliun atau menurun Rp16,01 triliun.

Adapun aset mengalami kenaikan 6,60% dari Rp 20,74 triliun menjadi Rp 22,11 triliun. Senada liabilitas juga naik 6,69% dari Rp 18,97 triliun menjadi Rp 20,24 triliun.

Baru-baru ini, Bank Nobu kembali akan menggelar aksi korporasi dalam rangka penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD III) atau rights issue sebanyak 2,6 miliar saham.
Adapun harga pelaksanaan belum ditentukan, mengingat perseroan masih akan meminta persetujuan pemegang saham dalam agenda rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 17 April 2023 mendatang. Sementara harga nominal ditetapkan Rp 100.

Dana yang diperoleh dari pelaksanaan PMHMETD III ini akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan selaras dengan Peraturan OJK No.12/POJK.03/2020 tentang Konsolidasi Bank Umum dan digunakan sebagai modal kerja dalam bentuk penyaluran kredit kepada nasabah dan pengembangan layanan digital perseroan.

Bank Nobu sebelum ini baru saja menyelesaikan rights issue PMHMETD II  yang berakhir pada 28 Februari 2023 lalu. Pada aksi korporasi tersebut, harga pelaksanaan yang ditetapkan senilai Rp 592 per saham. Dalam prospektusnya, NOBU berencana mengeluarkan sebanyak-banyaknya 681,81 juta saham.

Corporate Secretary Bank Nobu Mario Satrio mengatakan, transaksi inbreng yang dilakukan oleh PT Star Pacific Tbk (LPLI) sebagai bentuk pelaksanaan transaksi atas rights issue yang digelar perseroan.

 “Telah dilakukannya transaksi inbreng oleh PT Star Pacific Tbk ke dalam perseroan sebagai pelaksanaan transaksi material dan transaksi afiliasi sebagaimana rencanannya telah diungkapkan dalam keterbukaan informasi," katanya dalam keterbukaan informasi BEI.

LPLI merupakan pembeli siaga yang akan melakukan penyetoran dalam bentuk selain uang (inbreng) pada saat pelaksanaan PMHMETD II berlangsung. Adapun, aset non-uang yang dimaksud merupakan Gedung Graha Lippo yang berlokasi di Jl. Boulevard Diponegoro No.101, Lippo Village, Kelapa Dua, Tangerang, Banten, dengan nilai sebesar Rp 368 miliar.