Lippo Malls Indonesia Retail Trust Batalkan Bayar Obligasi Rp 1,59 T

Donang Wahyu | Katadata
Ilustrasi Grup Lippo
Penulis: Syahrizal Sidik
24/3/2023, 15.25 WIB

Manajer Lippo Malls Indonesia Retail Trust (LMIRT) menyatakan untuk tidak membayar obligasi perpetual senilai SG$ 140 juta atau setara Rp 1,59 triliun dengan asumsi kurs Rp 11.411 per SG$. Seharusnya, obligasi itu dibayarkan pada 27 Maret 2023 untuk surat utang perpetual yang diterbitkan pada September 2016.

Obligasi perpetual diartikan sebagai instrumen surat utang yang diterbitkan tanpa adanya masa pelunasan atau jatuh tempo. Sedangkan, LMIRT merupakan pengelola investasi real estate Grup Lippo di bawah PT Lippo Karawaci Tbk. yang dicatatkan di Bursa Singapura sejak 2007.

Berdasarkan dokumen yang disampaikan LMIRT melalui keterbukaan informasi Singapura (SGX), disebutkan, perusahaan tidak memiliki kewajiban untuk membayar distribusi Maret 2023.

"Selain itu, distribusi Maret 2023 yang belum dibayar bersifat nonkumulatif dan tidak menambah distribusi," kata Liew Chee Seng James, Direktur Eksekutif dan Chief Executive Officer, dikutip Jumat (24/3).

Laporan Strait Times juga menyebutkan, Manajer LMIR akan menerapkan ketentuan penghenti dividen yang timbul dari kebijakannya dalam menghentikan distribusi efek abadi 2016 bulan Maret 2023, dan tidak mengumumkan atau membayar dividen atau distribusi apa pun pada unitnya atau efek abadi 2017.

Sehingga, pemegang unit LMIRT, serta mereka yang membeli sekuritas perpetual Juni 2017 senilai $120 juta, juga berisiko tidak menerima pembayaran apa pun dari penerbit.

Selain itu, penerbit juga tidak akan menebus, mengurangi, membatalkan, membeli kembali atau mengakuisisi unit apa pun atau sekuritas abadi 2017 apa pun.

Pengumuman oleh LMIRT muncul setelah dua lembaga pemeringkat, Moody's dan Fitch, menurunkan peringkatnya untuk emiten tersebut, dengan alasan risiko pembiayaan kembali (refinancing) yang meningkat.

Fitch Ratings sebelumnya menurunkan kembali peringkat utang LMIRT menjadi CCC dari sebelumnya CCC+ pada Rabu (8/3). Ini adalah penurunan kedua setelah Februari lalu Moodys juga memangkas rating LMIRT dari B- ke CCC+.

Pertimbangan penurunan peringkat utang tersebut lantaran Fitch menyebut ada potensi peningkatan risiko LMIRT tidak bisa membiayai kembali atas utang yang akan jatuh tempo 18 bulan ke depan yang senilai US$ 547 juta.