Emiten e-commerce milik Grup Djarum, PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli menjual seluruh portofolio investasinya di saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Imbasnya, perusahaan mengalami penurunan aset sebesar 23,45% pada 31 Desember 2022 menjadi Rp 14,07 triliun dari sebelumnya Rp 18,38 triliun.
Direktur Global Digital Niaga Hendry menjelaskan secara rinci mengenai penurunan aset Blibli. Pertama, penurunan aset kas dan setara kas sebesar 38,55% dari sebesar Rp 4,99 triliun menjadi Rp 3,07 triliun disebabkan karena adanya pembayaran utang bank sebesar Rp 2,5 triliun kepada PT Bank Central Asia Tbk (BBCA).
Lalu pembayaran utang Rp 2,5 triliun kepada Pank BTPN dan Rp 5 triliun kepada BCA Syariah serta pembayaran beban operasional.
Kedua, penurunan aset investasi sebesar 59,78% menjadi Rp 1,97 triliun dari sebelumnya Rp 4,81 triliun disebabkan karena adanya penjualan seluruh aset investasi pada saham GOTO.
"Sementara jumlah liabilitas mengalami penurunan 56,7% menjadi Rp 3,59 triliun dari Rp 8,3 triliun sebab ada pembayaran utang bank sebesar Rp 2,5 triliun kepada BCA, Rp 2,5 triliun ke BTPN, dan Rp 5 triliun kepada Bank BCA Syariah," katanya dalam keterangan resmi, dikutip Jumat (31/3).
Hendry mengatakan perubahan-perubahan tersebut seiring dengan perkembangan kondisi operasional perseroan. Selain itu, penurunan total liabilitas pada 31 Desember 2022 menjukkan semakin membaiknya kinerja perusahaan.
Tahun lalu, Blibli mencatat kerugian bersih senilai Rp 5,50 triliun atau membengkak 65% dibanding periode sama di tahun 2021 yang sebesar Rp 3,33 triliun. Alhasil, kerugian per saham dasar Blibli.com juga naik menjadi Rp 53 per saham dari tahun sebelumnya rugi Rp 51 per saham.
Sepanjang tahun 2022, BELI tercatat membukukan kenaikan pendapatan sebesar 72,37% menjadi Rp 15,26 triliun dari tahun 2021 yang senilai Rp 8,85 triliun.
Selanjutnya, liabilitas perusahaan turun menjadi Rp 3,59 triliun dari posisi Desember 2021 yang senilai Rp 8,30 triliun. Adapun, ekuitas perusahaan sedikit mengalami kenaikan menjadi Rp 10,48 triliun dibanding posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 10,08 triliun.