PT Prodia Widyausaha Tbk (PRDA) siapkan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 200 miliar hingga Rp 300 miliar untuk pengembangan bisnis digital.
Direktur Utama Prodia Dewi Mulyati mengatakan, pihaknya akan memaksimalkan pemanfaatan saluran digital. Salah satunya dengan penerapan omnichannel untuk segmen business to consumer (B2C).
Ia mengatakan, pelayanan digital sangat berkembang dan terakselerasi secara cepat selama masa pandemi. “Produktivitas cabang pun menjadi lebih tinggi, karena dengan adanya digital bisa daftar melalui online dan tinggal datang tidak perlu mengantri lagi,” kata Dewi di Jakarta, Kamis (13/4).
Dalam hal akselerasi digital, Prodia telah memiliki anak perusahaan PT Prodia Digital Indonesia. Prodia Digital Indonesia fokus mengembangkan aplikasi U by Prodia, pengembangan Prodia Mobile for Doctor, serta menyediakan pemesanan layanan home service dengan jangkauan hingga lebih dari 1.000 lokasi per hari di seluruh Indonesia.
“Untuk segmen business to business (B2B), kami memperkuat transformasi digital melalui ProdiaLink, yaitu interoperability system yang dapat mempermudah proses referal ke lab kami," kata Dewi.
Prodia juga berfokus untuk meningkatkan jumlah pelanggan secara organik melalui beberapa inisiatif. Misalnya, memaksimalkan penggunaan aplikasi U by Prodio, mengoptimalkan home service, penambahan kapasitas tes baru, pembenahan tampilan outlet, serta penambahan channel Prodia melalui kolaborasi dan kemitraan strategis.