Bank investasi asal Swiss, Credit Suisse mengalami arus keluar aset bersih atau net asset outflows senilai US$ 68,6 miliar atau setara Rp 1.029 triliun dengan rata-rata kurs Rp 15.000 per dolar AS selama periode kuartal pertama tahun ini.
Penurunan aset dalam jumlah besar ini lantaran terjadinya penarikan simpanan tunai yang signifikan dan tidak diperpanjangnya deposito berjangka yang sebelumnya telah jatuh tempo.
Di sisi lain, jumlah simpanan Credit Suisse juga turun sebesar 67 miliar franc Swiss sampai dengan Maret 2023. Nilai aset bersih yang keluar ini setara 5% dari aset grup yang dikelola pada akhir tahun 2022. Arus keluar simpanan mewakili 57% arus keluar aset bersih dari unit manajemen kekayaan Credit Suisse.
"Arus keluar ini yang paling akut pada hari-hari sebelum dan sesudah pengumuman merger dengan UBS," tulis manajemen, seperti dikutip dari CNBC International, Senin (24/4).
Untuk diketahui, sampai dengan periode Desember 2022, Credit Suisse tercatat mengantongi kerugian bersih tahunan sebesar 7,3 miliar franc Swiss pada tahun 2022. Ini termasuk kerugian sebesar 1,4 miliar pada kuartal keempat. Penurunan kinerja investasi menjadi penyebabnya.
Katadata.co.id mencatat, Credit Suisse pada 2022 lalu mengalami masa-masa sulit. Harga sahamnya sempat jatuh 60% lantaran risiko keuangan Credit Suisse meningkat setelah risiko gagal bayar atau spread swap default mencapai level tertingginya selama satu dekade terakhir tahun lalu.
Situasi ini tak pelak memunculkan kekhawatiran, di tengah meningkatnya risiko resesi ekonomi global, Credit Suisse bisa bernasib seperti Lehman Brothers, salah satu bank investasi terbesar keempat di Amerika Serikat yang jatuh pailit dengan utang senilai US$ 613 miliar dan menjadi pemicu krisis keuangan global pada 2008 silam.
Namun, dalam perkembangannya, pemerintah Swiss turun tangan menyelamatkan Credit Suisse pada Maret 2023. Bank terbesar asal Swiss, UBS mengakuisisi Credit Suisse senilai 3 miliar franc atau setara Rp 49,75 triliun. Tujuannya, agar Credit Suisse tidak kolaps dan berpotensi mengancam sistem perbankan global.
Adapun, proses akuisisi ini diharapkan selesai pada akhir tahun ini. Sementara itu, penyerapan penuh bisnis Credit Suisse ke dalam Grup UBS diperkirakan akan memakan waktu sekitar tiga hingga empat tahun.