Emiten telekomunikasi PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison membukukan pendapatan Rp 11,94 triliun pada kuartal pertama 2023. Naik 9,9% dari sebelumnya Rp 10,87 triliun pada periode yang sama tahun lalu.
Sedangkan EBITDA ISAT meningkat 21,7% menjadi Rp 5,32 triliun per 31 Maret 2023. Sedangkan periode yang sama tahun dicatatkan EBITDA tahun lalu Rp 4,38 triliun.
Melansir keterangan resmi perseroan, peningkatan EBITDA didorong oleh pendapatan dan momentum optimalisasi biaya. Marjin EBITDA berada di angka 44,6% pada kuartal pertama tahun ini.
Dari sisi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk ISAT tercatat sebesar Rp 929,1 miliar. Jumlah tersebut meningkat 621,6% dari kuartal pertama 2022, yakni Rp 129 miliar.
“Didorong oleh pendekatannya dalam menyediakan produk yang sederhana dan terjangkau, serta investasi dalam infrastruktur jaringan, perusahaan mengalami pertumbuhan sebesar 4,1% dalam basis pelanggan, mencapai 98,5 juta pada kuartal pertama tahun 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi, Jumat (28/4).
Pertumbuhan basis pelanggan menghasilkan peningkatan moderat dalam average revenue per user (ARPU) menjadi Rp 32,9 ribu di kuartal pertama 2023, naik dari Rp 32,0 ribu pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Perluasan basis pelanggan menghasilkan pertumbuhan trafik data yang kuat sebesar 17,3% secara tahunan. Selain itu, cakupan jaringan perusahaan juga meningkat seiring peningkatan jumlah BTS 4G yang mencapai 152 ribu, sehingga mampu menangani peningkatan trafik yang tinggi.
Sebagai informasi, PT Indosat Tbk (ISAT) akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau RUPST pada 15 Mei 2023. Salah satu mata acara dalam RUPST adalah persetujuan atas penggunaan laba bersih tahun buku 2022.
Berdasarkan pengumuman perusahaan, akan terdapat beberapa mata acara dalam RUPST bulan depan.
Pertama, persetujuan atas laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022. Kedua, persetujuan atas penggunaan laba bersih perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2022.
Ketiga, perusahaan akan meminta persetujuan pemegang saham atas penetapan remunerasi dewan komisaris perseroan untuk tahun 2023. Keempat, perusahaan akan meminta persetujuan atas penunjukan akuntan publik perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2023.
Kelima, persetujuan atas perubahan susunan direksi dan atau dewan komisaris perseroan. Keenam, perusahaan juga akan membahas atas laporan studi kelayakan yang dibuat oleh Kantor Jasa Penilai Independen (KJPP) terkait, mengenai rencana penambahan kegiatan usaha perseroan dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha.
Ketujuh, perusahaan akan meminta persetujuan atas perubahan ketentuan pasal 3 anggaran dasar perseroan terkait maksud dan tujuan serta kegiatan usaha perseroan.