BUMN Mau Tambah Capex ke BSI, Asbisindo Beri Tanggapan Berikut

bsimobile.co.id
Ilustrasi aktivasi BSI Mobile Banking
Penulis: Zahwa Madjid
Editor: Lona Olavia
8/6/2023, 14.57 WIB

Kementerian BUMN bakal menambah belanja modal atau capital expenditure (capex) PT Bank Syariah Indonesia Tbk di tahun ini dan tahun depan. Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, penambahan belanja modal tersebut untuk meningkatkan keamanan sistem teknologi bank dengan kode saham BRIS itu.

Dia menjelaskan bahwa BSI perlu menghitung ulang dana capex yang digunakan untuk melihat apa saja kekurangannya untuk investasi keamanan perseroan. Misalnya saja seperti membentuk aplikasi mobile banking BSI yang baru.

Menanggapi itu, perwakilan Asosiasi Bank Syariah Indonesia (Asbisindo) Katon Djoko Soekarsono menilai, pembentukan aplikasi baru tersebut hanya satu titik dari banyak aspek yang harus diperbaiki demi meningkatkan keamanan. 

“Dalam satu proses itu ada ketersinggungan, artinya kalau ditingkatkan itu pasti keamanannya ditingkatkan. Ada satu keamanan yang jadi meningkat, tapi tidak secara keseluruhan. Karena tadi kompleksitas, misalkan mobile banking masih ada management system, ada cash management system, ada ATM, banyak sekali turunannya,” ujar Katon pada wartawan di Jakarta, Kamis (8/6).

Katon juga menambahkan, pengembangan aplikasi M-Banking mutlak diperlukan tidak hanya untuk menangkal serangan siber saja, namun juga memberikan merek atau branding baru yang diharapkan bisa kembali mengembalikan kepercayaan masyarakat. 

Kendati memberikan branding baru, Asbisindo menilai bahwa tidak ada hal pasti yang mampu menangkal serangan siber. Maka dari itu, para pelaku industri perbankan perlu melakukan pemeliharaan sistem IT secara berkala.

Lebih lanjut, penambahan capex seperti yang diusulkan Wamen BUMN II menjadi salah satu solusi untuk selalu meningkatkan keamanan siber perbankan.

“Ya memang setiap tahun wajib (naikkan capex), wajib di dalam artian karena pada umumnya itu di teorinya.  Semakin ada informasi di luar terkait cyber itu tinggi, anggarannya pasti dinaikkan. Karena ya tadi itu, orang terbawa suasana, oh ini masalah security, budget dinaikkan,” ujar Katon.

Sebagai informasi, BSI tahun ini mengalokasikan anggaran mencapai Rp 580 miliar. Angka tersebut naik cukup signifikan dari tahun sebelumnya sekitar Rp 280 miliar.

Adapun pada Mei lalu bank syariah tersebut sempat eror dan tidak bisa digunakan oleh nasabah akibat serangan siber hamper sepekan. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut Otoritas Jasa Keuangan sudah melapor ke Komite Stabilitas Sistem Keuangan perihal error-nya jaringan BSI. Hal itu menyusul kekhawatiran soal keamanan data dan dana milik nasabah BSI.

Reporter: Zahwa Madjid