PT Waskita Karya Tbk (WSKT) melalui anak usahanya, PT Waskita Toll Road (WTR) memberikan pinjaman sebesar Rp 500 juta kepada PT Teluk Balikpapan (TTB).

Transaksi yang dilakukan merupakan transaksi afiliasi. WTR merupakan anak perusahaan WSKT di mana perseroan memiliki 92,53% porsi saham. Sedangkan TTB merupakan anak perusahaan WTR dengan kepemilikan saham sebesar 60%. 

Adapun latar belakang dilakukan transaksi WTR dengan TTB adalah untuk memenuhi kebutuhan operasional pada TTB. Dengan adanya pemberian pinjaman oleh WTR kepada TTB diharapkan dapat memaksimalkan kinerja usahanya dan diharapkan akan memberikan nilai tambah bagi WSKT sebagai pemegang saham WTR.

“WTR memberikan pinjaman kepada TTB tanggal 15 Juni 2023 dengan bunga sebesar 11,5% per tahun dengan jangka waktu selama satu tahun terhitung sejak tanggal perjanjian ditandatangani,” ujar manajemen WSKT dikutip Selasa (20/6).

Nilai transaksi ini adalah 0,0035% dari ekuitas WSKT sebesar Rp 14,24 triliun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian audit perseroan 2022. Lalu nilai transaksi ini adalah 0,0020% dari ekuitas WTR sebesar Rp 24,74 triliun.

Sehubungan dengan transaksi afiliasi ini, dewan komisaris dan direksi perseroan menyatakan bahwa transaksi ini tidak menyesatkan dan bukan merupakan transaksi benturan kepentingan sebagaimana dimaksud dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan.

Demikian pula transaksi ini tidak menggunakan penilai untuk menentukan nilai wajar dari objek transaksi afiliasi dan atau kewajaran transaksi dimaksud. Karena transaksi yang dilakukan oleh WTR dan TTB merupakan Transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud Peraturan OJK No. 42/POJK.04/2020 Pasal 6 ayat 1 huruf c.

Sebagai informasi, emiten konstruksi pelat merah bersandi WSKT itu mencatat kenaikan pendapatan 2022. Tetapi rugi bersih Waskita Karya justru meningkat. WSKT membukukan pendapatan Rp 15,3 triliun atau naik 25,2%. Tapi mencatat rugi bersih Rp 1,9 triliun atau lebih besar 72,7% dari tahun sebelumnya.

Sementara pada akhir kuartal I 2023, Waskita Karya masih mencetak rugi Rp 374,9 miliar meski susut 54,7%. Pendapatan terkoreksi 0,4% menjadi Rp 2,7 triliun.

Reporter: Zahwa Madjid