Anak usaha PT Indika Energy Tbk (INDY), yakni Indika Energy Capital III Pte. Ltd. kembali melakukan pembelian kembali (buyback) surat utangnya. Selain itu anak usaha INDY lainnya yakni PT Kariangaku Gapura Terminal Energi (KGTE) mendapatkan pinjaman dari Bank DBS Indonesia senilai US$ 50 juta atau sekitar Rp 767,85 miliar.
Terkait buyback, sampai dengan 21 September 2023, Indika Energy Capital III telah melakukan pembelian kembali atas porsi jumlah terutang dengan jumlah pokok keseluruhan sekitar US$ 29,31 juta atau Rp 450,23 miliar dengan asumsi kurs Rp 15.360 per dolar AS.
Jumlah tersebut mewakili sekitar 5,09% dari jumlah pokok awal surat utang yang mencapai US$ 575 juta. Surat utang ini memiliki bunga 5,87% yang akan jatuh tempo pada 2024
Adapun jumlah pokok keseluruhan dari sisa surat utang 2024 yang masih beredar sejumlah US$ 293,56 juta. Sisa ini mewakili sekitar 51,05% dari jumlah pokok awal surat utang.
“Tidak terdapat dampak khusus atas penyampaian keterbukaan informasi ini, mengingat penyampaian keterbukaan informasi ini merupakan pemenuhan kewajiban keterbukaan informasi berdasarkan POJK 31/2015,” tulis Sekretaris Perusahaan INDY Adi Pramono dalam keterbukaan informasi BEI dikutip Senin (25/9).
Secara terpisah, anak usaha INDY lainnya KGTE mendapatkan pinjaman dari Bank DBS Indonesia senilai US$ 50 juta atau sekitar Rp 767,85 miliar. Pinjaman berjangka waktu 3,5 tahun sejak penandatanganan perjanjian fasilitas itu telah ditandatangani pada 20 September 2023.
“Fasilitas tersebut akan digunakan oleh KGTE untuk pembayaran atas fasilitas term loan sindikasi KGTE yang ada,” tulis Adi Pramono.
Adi mengatakan, perjanjian jaminan korporasi antara PT Interpot Mandiri Utama (IMU) dengan Bank DBS merupakan jaminan atas perjanjian fasilitas.
Adapun IMU dan KGTE merupakan anak perusahaan yang dimiliki 100% oleh perseroan secara tidak langsung.
“Transaksi ini tidak berdampak material, namun akan meningkatkan likuiditas keuangan perseroan,” tulis Adi.
Pada penutupan perdagangan Jumat (22/9) saham INDY naik 2,27% ke posisi Rp 2.250 per saham. Namun secara tahun berjalan saham INDY mengalami penurunan 470 poin atau 17,28%.