Bos Defend ID ungkap BUMN Pernah Sikut-Sikutan Kejar Proyek Alutsista

ANTARA FOTO/M Agung Rajasa
Petugas mengoperasikan kendaraan tempur Medium Tank Harimau produksi dari PT Pindad (Persero) saat parade kendaraan di Komplek Pindad, Bandung, Jawa Barat, Jumat (28/2/2020).
10/10/2023, 20.21 WIB

Direktur Utama PT Len Industri atau Defend ID Bobby Rasyidin menjelaskan dampak positif pembentukan holding industri pertahanan. Ia mengatakan saat ini lima perusahaan yang berada di dalam Defend ID tak lagi sikut-sikutan proyek.

Bobby mengungkapkan, sebelum merger lima perusahaan BUMN saling sikut untuk mengerjakan proyek Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista). Adapun lima perusahaan sebelum disatukan menjadi Defend ID yaitu PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia atau PTDI, PT PAL Indonesia, dan PT Dahana.

"Sebelum pembentukan holding, silo-silo terjadi. Misalnya PT Pindad dan PT Len yang pernah rebutan proyek," katanya dalam acara Ngopi BUMN, Selasa (10/10). Silo adalah istilah bisnis untuk menolak berbagi informasi atau sebagai sikap bekerja secara individu.

Bobby juga mengatakan pembentukan holding memberikan dampak lain. Keberadaan holding membantu serapan anggaran pertahanan naik 40% dibandingkan sebelumnya di bawah 20%.

"Akhir tahun diharapkan menyerap 50% dan akhir tahun depan diperkirakan bisa 60%," katanya.

Halaman:
Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail