PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) terus menorehkan kinerja positif di tahun ini. Teranyar, emiten produsen ban favorit investor kawakan Lo Kheng Hong itu mampu membalikkan kerugian menjadi keuntungan di kuartal tiga 2023.
Laba bersih hingga September 2023 tercatat mencapai Rp 699,27 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya rugi Rp 169,33 miliar. Laba tersebut mengalami kenaikan hingga 513%.
Menilik data tersebut, diharapkan kinerja keuangan Gajah Tunggal terus membaik hingga akhir 2023. Sehingga perseroan bisa membagikan dividen sebagai pemanis ke para pemegang sahamnya di tahun depan atau bahkan dividen interim di akhir tahun ini.
Harapan itu juga dinyatakan oleh Lo Kheng Hong selaku salah satu pemegang saham GJTL. “Semoga,” katanya kepada Katadata.co.id, Jumat (27/8).
Apalagi menurut Pa Lo biasa ia disapa, rasio modal dari Gajah Tunggal saat ini sudah mumpuni. “Capital sudah cukup,” ucap ia.
Di sisi lain kenaikan laba Gajah Tunggal sontak membuat saham GJTL sentuh auto reject atas (ARA) pada perdagangan sesi dua, Jumat (27/10). Saham GJTL secara tiba-tiba tepatnya pukul 15.03 WIB terbang 170 poin atau 25% menjadi Rp 850 per saham.
Padahal dari pembukaan perdagangan tadi pagi hingga sebelum pukul 15.03 WIB, saham produsen ban tersebut cenderung flat di rentang harga Rp 675-690 per saham.
“GJTL tidak perlu dipom-pom, bisa naik sendiri,” ujar Pak Lo.
Sebelumnya Gajah Tunggal membukukan kinerja negatif dengan mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 181,3 miliar sepanjang 2022. Maka dari itu, produsen ban tersebut memutuskan untuk absen membagikan dividen untuk tahun buku 2022.
“Kami tidak membagikan dividen dahulu untuk tahun ini karena masih rugi,” ujar Direktur Gajah Tunggal Kisyuwono di Jakarta, Kamis (15/6).
Padahal sebelumnya pada 2022, GJTL membagikan dividen tunai sekitar Rp 10 per saham atau senilai total Rp 34,8 miliar.
Nama Lo Kheng Hong tercatat sudah menghilang dari daftar pemegang saham GJTL dengan porsi di atas 5%. Berdasarkan laporan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) terkait kepemilikan investor di atas 5% pada semua emiten per 11 Juli 2023, nama Lo Kheng Hong sudah tidak tercantum lagi. Di situ hanya tercantum satu nama investor di atas 5% yakni Compagnie Financiere Michelin sebagai pemegang 10% saham GJTL.