Harga Saham Blue Chip Turun, Emiten Sandiaga Uno Rugi Rp 10 Triliun

Dokumentasi perseroan
PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) mencatat kerugian neto atas investasi pada saham dan efek lainnya seperti saham-saham blue chips mencapai Rp 12,25 triliun per September 2023.
31/10/2023, 13.01 WIB

PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) membukukan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 10,6 triliun hingga September 2023. Padahal, perusahaan mencetak laba Rp 7,15 triliun pada periode yang sama tahun sebelum.

Menelisik laporan keuangan dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Saratoga mencatatkan kerugian senilai Rp 12,87 triliun hingga kuartal ketiga 20203. Pada periode yang sama tahun lalu, Saratoga meraih pendapatan Rp 7,58 triliun.

Kerugian terbesar berasal dari kerugian neto atas investasi pada saham dan efek lainnya seperti saham-saham dengan kapitalisasi pasar besar (blue chips) Rp 12,25 triliun. Pada kuartal III 2022, perusahaan masih mencatat laba Rp 7,81 triliun. Lalu kerugian dari investasi perusahaan berkembang Rp 548,34 miliar, melonjak dibandingkan sebelumnya yang merugi Rp 405,72 miliar.

Presiden Direktur Saratoga Michael William P. Soeryadjaya mengatakan, perekonomian global yang dinamis telah berdampak ke berbagai sektor bisnis di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Harga energi dan komoditas terus berfluktuasi dengan tingkat inflasi dan suku bunga secara global yang tetap tinggi. Untuk menghadapi situasi tersebut, Saratoga menjalankan strategi investasinya secara lebih berhati-hati, disiplin dan mengedepankan pengelolaan arus kas yang kuat.

"Kami tetap berfokus pada peningkatkan nilai dari perusahaan-perusahaan portofolio yang sudah dimiliki oleh Saratoga. Kami meyakini lini-lini bisnis baru yang dibangun akan terus memperkuat fundamental investasi Saratoga melalui perusahaan portofolio,” kata Michael melalui keterangan resmi, dikutip Selasa (31/10).

Sementara itu, beban usaha Saratoga tercatat Rp 174,56 miliar hingga sembilan bulan 2023, turun 7,12% dari sebelumnya Rp 162,95 miliar. Menurut laporan perusahaan, beban usaha yang disebabkan gaji karyawan dan kompensasi lainnya naik 19,7% menjadi Rp 92,04 miliar dibandingkan periode yang sama 2022 Rp 76,91 miliar. Lalu beban jasa tenaga ahli senilai Rp 32,74 miliar, meningkat 58,09% dari sebelum Rp 20,71 miliar.

Jumlah aset Saratoga hingga 30 September 2023 yaitu Rp 50,71 triliun. Aset perusahaan menyusut 20,47% jika dibandingkan dengan posisi Desember 2022 sebesar Rp 63,77 triliun.

Salah satu investasi strategis yang didukung oleh Saratoga adalah penguatan bisnis PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA), salah satu anak usaha MDKA yang berfokus pada rantai pasok baterai kendaraan listrik. Guna memperkuat posisinya dalam rantai pasok baterai, MBMA telah menandatangani perjanjian dengan GEM Co, Ltd (GEM). Perjanjian ini untuk membangun pabrik pengolahan High-Pressure Acid Leach (HPAL) dengan kapasitas produksi sebesar 30.000 ton nikel dalam Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) per tahun.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail