PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI cetak laba bersih Rp 15,8 triliun pada kuartal tiga 2023, tumbuh 15,1% secara tahunan (year on year/yoy).

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang mengalami akselerasi di kuartal ketiga. Akselerasi kredit ini membuat BNI mampu mencatatkan pertumbuhan kredit sampai dengan September 2023 sebesar 7,8% yoy menjadi Rp 671,4 triliun. Pertumbuhan kredit didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan perusahaan anak. 

"Sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LAR)," kata Royke dalam konferensi pers kinerja kuartal tiga 2023, Selasa (31/10). 

Dengan demikian, kata Royke, rasio NPL per September berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3%. Serta LAR di level 14,4% yang membaik dibandingkan dengan posisi 19,3% pada September tahun 2022.

Kualitas aset yang terus membaik membuat perseroan dapat mengurangi pembentukan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Hal ini membuat biaya kredit membaik dari 2% pada September 2022 menjadi 1,4% pada September tahun ini.

Royke mengungkapkan, di tengah naiknya risiko ekonomi global, BNI mengambil langkah hati-hati dengan membangun likuiditas yang kuat. Hingga September 2023, Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat tumbuh 9,1% secara tahunan mencapai Rp 747,6 triliun.

"Adapun tren kenaikan suku bunga acuan yang mempengaruhi biaya bunga dana (Cosf of Fund/COF) memang tengah mengalami tren peningkatan dan fenomena ini terjadi merata di industri perbankan," katanya.

Namun di tengah kondisi tersebut, COF perusahaan saat ini di kisaran 2%, secara struktural masih lebih rendah dibandingkan sebelum pandemi di atas 3%. 

Hal ini juga tentunya didukung oleh saluran digital BNI, yang mampu menghadirkan layanan yang kompetitif untuk mendorong pertumbuhan giro dan tabungan (Current Account Saving Account/CASA) berbasis transaksi yang kuat.

Rasio kecukupan permodalan atau Capital Adequacy Ratio (CAR) terus meningkat dari 18,9% tahun lalu menjadi 21,9% per September 2023. Angka ini jauh di atas persyaratan modal minimum sebesar 13,8%. Tingginya rasio kecukupan permodalan ini memberikan BNI kemampuan untuk memenuhi kebutuhan ekspansi bisnis dan investasi Grup BNI.

Melalui agenda transformasi berkelanjutan, perseroan telah berhasil melakukan reorganisasi yang diharapkan membangun pola kerja yang lebih agile, kolaboratif, dan cermat dalam mengelola risiko.

Perseroan pun terus mendapat dampak positif dari penguatan end to end credit process. Penguatan peran dari anak usaha juga semakin positif dalam memberi kontribusi kinerja Grup BNI.

"Kami sangat bersyukur melihat kinerja positif hingga kuartal ketiga 2023 ini. Kami berkomitmen untuk terus mendorong tren pertumbuhan yang baik ini, sehingga dapat memberikan kontribusi optimal dalam menjaga momentum pertumbuhan kredit dan ekonomi," ungkap dia.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail