PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) merencanakan restrukturisasi lanjutan dan selesai pada kuartal pertama 2024. Hal ini sejalan dengan masalah yang terjadi pada fasilitas pabrik Hot Strip Mill 1 (HSM 1) milik KRAS. Fasilitas pabrik tersebut mengalami mengalami kerusakan pada switch house finishing yang menyebabkan setop operasi.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel, Tardi, mengatakan terjadinya insiden HSM 1 membuat perusahaan merencanakan dan menjalankan program restrukturisasi lanjutan secara menyeluruh, baik dari aspek operasional maupun keuangan.
"Sehingga untuk itu kami sedang mengundang investor untuk mereaktivasi kembali aset-aset itu sehingga bisa memberikan kontribusi yang positif untuk Krakatau Steel," kata Tardi, dalam paparan publik secara virtual, Rabu (22/11).
Tardi juga menyampaikan, perusahaan memerlukan suatu restrukturisasi kembali dengan para kreditur. Dirinya menyebut, dalam perkembangannya, kreditur memberikan sinyal positif untuk melakukan restrukturisasi lanjutan.
"Kami jadwalkan restrukturisasi lanjutan kami selesaikan di kuartal pertama tahun 2024," tutur Tardi.
Selain itu, Tardi mengungkapkan divestasi yang pernah direncanakan pada waktu restrukturisasi tahap pertama di 2019, sebagian besar sudah dilakukan. Dalam catatannya, divestasi salah satu anak perusahaan PT Krakatau Daya Listrik atau PT KDL yang telah didivestasi ke investor baru. Saat ini Krakatau Steel menjadi basis minoritas di PT KDL.
Selain itu, PT Krakatau Terta Industri juga sudah didivestasi. Namun, status KRAS tetap menjadi pemegang mayoritas terhadap beberapa aset-aset non-produktif berupa tanah.
Tardi turut menyampaikan langkah-langkah divestasi untuk menurunkan beban utang yang cukup besar. Dia menyebut sampai dengan kuartal pertama, perusahaan bisa menurunkan utang yang sangat signifikan.
"Apakah kami masih melakukan divestasi, ini tergantung daripada bagaimana Krakatau Steel menjaga sustainability terhadap secara grup," katanya. Dia mengatakan jika perusahaan juga berhati-hati untuk melakukan divestasi.