Emiten pertambangan emas Grup Saratoga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), memberikan pinjaman kepada anak usahanya, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) sebesar US$ 100 juta atau senilai Rp1,55 triliun dengan rata-rata kurs Rp 15.531 per dolar AS.
Berdasarkan prospektus yang disampaikan manajemen MDKA pada keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), nilai keseluruhan dari transaksi tersebut ditambah dengan bunga yang timbul sebagaimana diatur di dalam perjanjian. Selain itu, pinjaman kedua perusahaan yang terafiliasi itu efektif sejak 18 Desember 2023.
MDKA sebagai pemberi pinjaman, yang juga perusahaan pengendali MBMA, sepakat menyediakan dana pinjaman yang bersifat revolving credit facility kepada perseroan. Adapun batas fasilitas itu sebesar US$ 100 juta ditambah dengan term secured overnight financing rate (SOFR) dan margin 5,50% per tahun.
Dengan demikian, setelah efektifnya perjanjian, MBMA dapat menggunakan dana pembiayaan yang diberikan oleh MDKA untuk keperluan korporasi umum, namun tidak terbatas pada modal kerja dan pengeluaran modal dan operasional.
“Selain itu untuk mendukung kegiatan usaha anak-anak perusahaan dari perseroan dengan cara penyediaan utang, penyetoran modal dan/atau uang muka setor modal,” kata manajemen dalam prospektusnya dikutip Kamis (21/12).
Sebelumnya, MDKA memberikan pinjaman US$ 175 juta atau sekitar Rp 2,6 triliun kepada anak usaha MBMA pada Mei 2023 lalu. Pinjaman tersebut ditambahkan dengan term SOFR dan margin 4,60% per tahun. SOFR atau Secured Overnight Funding Rate adalah suku bunga referensi baru untuk menggantikan rate pendahulunya LIBOR atau London Interbank Offerred Rate.
Merdeka Copper Gold memiliki 49,33% saham Merdeka Battery Materials lewat PT Merdeka Energi Nusantara. Manajemen menjelaskan, perjanjian pinjaman itu efektif per 25 Mei. Perseroan dapat menggunakan dana pembiayaan dari Merdeka Copper Gold untuk keperluan korporasi umum, termasuk modal kerja, pengeluaran modal dan operasional.
Pada Kamis ini (21/12), harga saham MDKA terpantau mengalami kenaikan 1,17% ke posisi Rp 2.600 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 62,69 triliun. Sedangkan, saham MBMA mengalami penurunan 1,79% ke posisi Rp 550 per unit dengan kapitalisasi pasar Rp 59,40 triliun.