Anak usaha PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang bergerak dalam bidang nikel, Merdeka Battery Materials berencana untuk segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Merdeka Copper Gold didirikan pada tahun 2012 dan tercatat memiliki enam bisnis yang sedang dijalankan. Mulai dari bisnis tambang emas hingga proyek berbasis nikel.
Merdeka Copper akan menerbitkan surat utang berkelanjutan IV tahap II tahun 2023 sebesar Rp 2,5 triliun. Obligasi itu memiliki bunga tetap sebesar 6,50% per tahun.
Baterai listrik menjadi tren baru saat ini seiring pertumbuhan kendaraan listrik. Sehingga IPO anak usaha Merdeka Copper yang bergerak di bidang nikel akan menarik.
Kontrak penyediaan jasa konstruksi tambang itu dilakukan melalui anak usaha Merdeka Copper Gold, PT Gorontalo Sejahtera Mining dengan nilai kontak Rp 325,7 miliar.
Tujuan pemberian pinjaman ini akan digunakan Merdeka Battery Materials, anak usaha yang sahamnya dimiliki 55,26% oleh Merdeka Copper untuk modal kerja umum.
Boy Thohir dan Grup Saratoga melakukan divestasi sebagian kepemilikan sahamnya di Merdeka Copper. Kepemilikan Boy di MDKA berkurang menjadi 8,08%, sedangkan Saratoga kini menguasai 16,89% saham.
Pemegang saham Merdeka Copper menyetujui rencana pembelian kembali saham senilai Rp 600 miliar atau setara 0,5% dari modal disetor perusahaan dalam RUPSLB hari ini.
Merdeka Copper berencana menggunakan dana hasil private placement untuk mengembangkan kegiatan usaha serta memiliki kesempatan untuk melaksanakan potensi ekspansi.
Merdeka Copper akan Buy back akan dilakukan secara bertahap dalam waktu paling lama 18 bulan sejak pemegang saham menyetujui aksi buy back tersebut dalam RUPSLB.
Mengacu keterbukaan informasi perusahaan, Merdeka Copper dan BTA telah menandatangani perjanjian pengambilalihan bagian saham bersyarat pada 24 Maret lalu.