PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI menargetkan pertumbuhan kredit bisa mencapai double digit, yakni sekitar 9% hingga 11% pada 2024.
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar menyebut target optimistis tersebut dapat tercapai jika perekonomian masih cukup baik seiring dengan kondisi politik yang stabil.
“Kami berusaha double digit, pertumbuhannya 9% sampai 11%, ya kurang lebih lah," ujarnya usai groundbreaking pembangunan Gedung BNI di Kawasan PIK 2, Tangerang, Selasa (20/2).
Sebelumnya, BNI membukukan pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 7,6% secara tahunan menjadi Rp 695 triliun pada 2023. Royke mengatakan pertumbuhan kredit didorong oleh ekspansi di segmen kredit berisiko rendah, yaitu korporasi bluechip swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Penyaluran kredit BNI juga didukung oleh kredit konsumer dan penyaluran kredit anak-anak perusahaan.
"Kredit ke korporasi bluechip swasta tumbuh 14,3% secara tahunan, bluechip BUMN tumbuh 11,8%, kredit konsumer tumbuh 13,6%, serta perusahaan anak yang naik 134% secara tahunan," kata Royke dalam paparan kinerja BNI kuartal IV 2023, Jumat (26/1).
Royke menyebut jika BNI secara pro aktif memperluas bisnis dengan fokus pada kualitas aset dan peningkatan transaksional. Dengan kinerja positif di tahun 2023, BNI optimistis dapat terus meningkatkan produktivitas, inovasi, dan ekspansi global.
BNI juga akan mendorong pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK), khususnya pertumbuhan giro dan tabungan. Perusahaan optimistis DPK akan tumbuh lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 5,4%. Di mana porsi dana murah (CASA) mencapai di atas 70% dari total DPK BNI.