Emiten Migas Elnusa Catat Kenaikan Laba 33%, Ini Faktor Pendukungnya

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi PT Elnusa Tbk di acara IPA Convention and Exhibition (Convex) 2019 di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (4/9/2019). PT Elnusa Tbk adalah satu-satunya perusahaan nasional yang menguasai kompetensi di bidang jasa minyak dan gas bumi antara lain: Jasa Seismic, Pengeboran dan Pengelolaan Lapangan Minyak.
1/3/2024, 13.48 WIB

PT Elnusa Tbk (ELSA) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 503,12 miliar atau naik sebanyak 33% dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 378,06 miliar. 

Direktur Keuangan Elnusa, Stanley Iriawan mengatakan peningkatan laba bersih tahun buku 2023 ini dikontribusikan melalui segmen jasa distribusi dan logistik energi sebesar 64%, jasa hulu migas terintegrasi 15% dan jasa penunjang migas 21%. 

Salah satu faktor utama yang mendorong pertumbuhan laba bersih Elnusa, kata Stanley, yakni peningkatan dalam sejumlah proyek di segmen jasa distribusi dan logistik energi. Pada tahun 2022, pendapatan dari segmen ini mencapai Rp 305,6 miliar, meningkat 4,9% menjadi Rp 320,5 miliar pada 2023. 

“Peningkatan tersebut terjadi dalam unit jasa transportasi BBM, perdagangan BBM melalui inovasi blending produk B35 (B0 & FAME), manajemen depo, dan kerja sama operasi (KSO) infrastruktur,” kata Stanley dalam keterangan resmi, Jumat (1/3).

Peningkatan signifikan laba bersih juga ditopang dari segmen jasa hulu migas, yang meningkat dari Rp 20,2 miliar pada 2022 menjadi Rp 74,8 miliar pada 2023. Kenaikan ini terutama disebabkan oleh pertumbuhan dalam layanan survei seismic dan aktivitas jasa produksi migas. 

Selain itu, pendapatan selama tahun 2023 ELSA tercatat naik 2,1% atau mencapai Rp 12,56 triliun, dari tahun sebelumnya sebesar Rp 12,30 triliun.  Secara rinci, pendapatan dari jasa distribusi dan logistik energi kepada pihak terkait tumbuh menjadi Rp 4,74 triliun, sementara pendapatan hulu migas terintegrasi kepada pihak terkait naik menjadi Rp 3,56 triliun. Kemudian jasa penunjang migas juga mengalami lonjakan sebesar 39% menjadi Rp 1,36 triliun.

Namun, pendapatan dari ketiga jasa tersebut kepada pihak ketiga menurun 20,9% menjadi Rp 2,89 triliun. Meskipun begitu, beban pokok pendapatan hanya mengalami pertumbuhan tipis sebesar 0,0087% menjadi Rp 11,39 triliun, sehingga laba kotor meningkat 28,1% menjadi Rp 1,16 triliun. 

Di sisi lain, jumlah liabilitas meningkat 9,8% secara tahunan menjadi Rp 5,18 triliun pada tahun 2023, sementara total ekuitas mengalami peningkatan 7,2% menjadi Rp 4,41 triliun pada tahun yang sama.

“Untuk itu, di tahun 2024 ini kami optimis melanjutkan capaian kinerja gemilang dengan melakukan berbagai upaya percepatan dan mendorong pertumbuhan lebih agresif. Serta berfokus pada perluasan bisnis inti dengan menjajaki berbagai peluang,” ucap Stanley.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila