The Body Shop telah mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat dan Kanada. Cabang di Jerman, Denmark, Irlandia dan Belgia lebih dulu bangkrut.
Perusahaan berjuang di tengah kekurangan uang tunai setelah induk usaha di Inggris bangkrut bulan lalu. Selain itu, sedang berjuang untuk membayar pemasok di Australia.
The Body Group menyetop perdagangan di 50 gerai di Amerika. Pada Sabtu (9/3), perusahaan mengajukan kebangkrutan Bab 7 yakni aset dijual untuk melunasi utang, sehingga membahayakan sekitar 400 pekerja termasuk mereka yang berada di pusat distribusi yang masih menyimpan saham jutaan dolar.
Di Kanada, 33 dari 105 toko The Body Shop tutup. Lebih dari 200 orang kehilangan pekerjaan. The Body Shop mengajukan kebangkrutan di negara ini pada 1 Maret.
Pengajuan kebangkrutan di Kanada mengungkapkan bahwa The Body Shop berutang US$ 3,3 juta kepada tuan tanah, logistik, penyedia layanan, agen pemasaran, perusahaan asuransi, utilitas, dan penyedia layanan pengangkutan.
Cabang The Body Shop di Inggris bangkrut pada Februari. Ini terjadi beberapa bulan setelah grup ekuitas swasta Jerman, Aurelius, membeli perusahaan.
Toko-toko di luar Jerman tutup, setelah dijual oleh Aurelius ke Alma24.
Masa depan operasional The Body Shop di Spanyol, Swedia, Prancis dan Austria tidak jelas di tengah perselisihan mengenai kepemilikan.
Sumber mengatakan, The Body Shop dapat menutupi pengeluaran sehari-hari dari arus kas. Akan tetapi, perusahaan memerlukan dana tambahan untuk menutupi utang kepada pemasok seperti perusahaan logistik, gudang, dan agen pemasaran yang masif digaet saat Natal.
Sumber mengatakan, uang yang diperoleh oleh bisnis-bisnis utama di luar negeri selama periode puncak perdagangan pada November dan Desember dibayarkan ke rekening global, yang berbasis di Inggris. Praktik ini disebut ‘mengumpulkan uang tunai’,
Namun dana di rekening tersebut sekarang tidak tersedia untuk menutupi utang kepada pemasok, karena akses terputus ketika induk usaha di Inggris menunjuk firma akuntansi FRP Advisory sebagai administrator.
Dengan begitu, bisnis di Amerika Utara dan Australasia kini dianggap sebagai kreditor Inggris. Maka mereka harus menunggu berbulan-bulan untuk pembayaran melalui FRP.
“Pengumpulan uang tunai dihentikan setelah The Body Shop International memasuki administrasi dengan dana yang tersisa di masing-masing entitas anak,” kata juru bicara FRP dikutip dari The Guardian, Senin (11/3).
Di Australia, The Body Shop mengoperasikan hampir 100 toko dan mengelola lebih dari 20 toko lainnya di Selandia Baru.
Sejak bisnis di Inggris runtuh, FRP mengumumkan penutupan lebih dari 80 dari 198 toko di Inggris. Lebih dari 300 karyawan di kantor pusat mengalami Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK.
Aurelius adalah kreditur utama bisnis di Inggris dan mengendalikan hak merek. Mereka berada di posisi terdepan untuk merebut kembali The Body Shop dari para administrator.
Pihak lain yang mungkin berkepentingan untuk mengambil alih The Body Shop yakni Next dan pemilik HMV Doug Putman.
Perusahaan mengatakan tidak lagi memiliki akses ke platform e-commerce atau kemampuan untuk mengirim produk ke mitra grosir, termasuk Amazon maupun menerima stok baru karena kesulitan membayar pemasok.
Masalah muncul ketika Aurelius sejauh ini membayar kurang dari £100 juta dari harga utama £207 juta untuk The Body Shop.
Sejauh ini hanya sebagian dari harga pembelian awal £117 juta yang disepakati dan diserahkan kepada mantan pemilik grup tersebut, Natura. Sisanya akan jatuh tempo dalam lima tahun mendatang.
Tambahan £90 juta hanya akan dibayarkan jika kriteria kinerja tertentu terpenuhi selama periode tersebut, sehingga mungkin tidak akan pernah dibayarkan.
Administrator diketahui sedang menyelidiki klaim bahwa lebih dari £10 juta diambil dari cabang The Body Shop di Inggris pada Desember oleh Natura. Uang ini diduga terkait dengan utang bekas anak usaha, yang menurut sumber telah diatur dalam perjanjian penjualan antara Natura dan Aurelius.