PT Bank Sahabat Sampoerna atau Bank Sampoerna mencatat penyaluran kredit sepanjang tahun lalu tumbuh 13,2% menjadi Rp 11,4 triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi daripada peningkatan kredit industri perbankan secara keseluruhan yang tercatat 12,3%.
Kredit di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih menjadi fokus utama Bank Sampoerna dengan porsi sebesar 68% dari total kredit. Secara rinci, sebesar 45% dari keseluruhan pinjaman secara langsung diberikan ke UMKM dan sisanya disalurkan melalui lembaga keuangan lain.
Henky Suryaputra, Direktur Keuangan dan Perencanaan Bisnis Bank Sampoerna, menyatakan total Dana Pihak Ketiga (DPK) bank meningkat 22,3% menjadi Rp 12,8 triliun pada 2023. Pertumbuhan DPK ini juga di atas rata-rata pertumbuhan DPK industri perbankan secara keseluruhan yang sebesar 6,3% pada periode yang sama.
“Peningkatan penyaluran kredit dipicu terpeliharanya kepercayaan masyarakat yang menempatkan dananya di Bank Sampoerna,” kata Henky dalam keterangan tertulis, Kamis (18/4).
Seiring dengan hal itu, laba bersih Bank Sampoerna di tahun 2023 juga terkerek menjadi Rp 62 miliar. Perolehan tersebut meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan laba tahun 2022 sebesar Rp 27 miliar.
Selain ditopang pendapatan bunga, profitabilitas Bank Sampoerna ditopang oleh meningkatnya pendapatan non-bunga dan pengelolaan kredit yang positif. Pendapatan non-bunga mencapai Rp 123 miliar pada tahun lalu. Henky menyebutkan jumlah transaksi digital nasabah Bank Sampoerna mencapai 25 juta dengan volume sebesar Rp 102 triliun. "Hal ini memiliki dampak yang signifikan terhadap pencapaian laba bersih,” ujarnya.
Perusahaan juga membukukan kinerja positif pada Return On Equity (ROE) dan Return On Asset (ROA). ROE Bank Sampoerna meningkat menjadi 2%, naik 1,03% dari sebelumnya 0,97%. Adapun ROA menjadi 0,53%, naik 0,24% dari sebelumnya 0,29%.
Ali Rukmijah, CEO Bank Sampoerna, mengatakan kinerja positif Bank Sampoerna tercapai berkat dukungan dari fundamental keuangan yang kuat dan praktik keuangan yang berhati-hati. Pada akhir 2023, rasio kecukupan modal (CAR - Capital Adequacy Ratio) bank mencapai 30,2%, atau sekitar tiga kali lipat lebih tinggi daripada rasio minimum yang ditetapkan oleh regulasi.
Rasio pinjaman yang tersalurkan terhadap Dana Pihak Ketiga (LDR - Loan to Deposit Ratio) juga cukup longgar, mencapai 89,1%. Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (NPL - Non-Performing Loan) bank di level 3,3%.
“Struktur dan fundamental keuangan Bank Sampoerna yang kuat memungkinkan kami untuk mengembangkan layanan lebih lanjut di tahun 2024 ini,”ujar Ali.