Penjualan Batu Bara Anjlok, Laba Adaro Energy Turun Jadi Rp 6 Triliun

ANTARA FOTO/HO-ADARO/pras.
Adaro Energy
2/5/2024, 08.34 WIB

PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk US$ 374,34 juta atau Rp 6,06 triliun (kurs Rp 16.021 per US$) selama kuartal I. Keuntungan ini turun 18% dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (yoy).

Laba Adaro Energy turun lantaran pendapatan melorot 22% yoy menjadi US$ 1,44 miliar atau Rp 23,36 triliun. Pendapatan anjlok karena penjualan batu bara ke pihak ketiga merosot 22% menjadi US$ 1,36 miliar atau Rp 22,03 triliun.

Penjualan ekspor US$ 1,11 miliar dan domestik US$ 245,89 juta selama kuartal pertama.

Sementara itu, penjualan batu bara ke pihak berelasi di pasar domestik meningkat dari US$ 55,86 pada kuartal I 2023 menjadi US$ 58,71 juta.

Total aset Adaro Energy juga melorot dari US$ 10,47 miliar menjadi US$ 10,46 miliar. Total liabilitas turun dari US$ 3,06 miliar menjadi US$ 2,67 miliar, sedangkan total ekuitas naik dari US$ 7,4 miliar menjadi US$ 7,79 miliar.

Presiden Direktur sekaligus CEO Adaro Energy Garibaldi Thohir atau dikenal Boy Thohir mengatakan, perusahaan mempertahankan komitmen terhadap efisiensi biaya di tengah ketidakpastian global dan kondisi harga yang melemah.

Ia mengatakan, posisi neraca dan keuangan secara keseluruhan tetap sehat.

“Kami memulai tahun ini dengan baik. Investasi yang kami perluas ke bisnis-bisnis baru berjalan baik sesuai panduan,” kata Boy Thohir dalam keterangan pers, dikutip Kamis (2/5).

Reporter: Nur Hana Putri Nabila