Strategi Emiten Sandiaga Uno Saratoga Balikkan Rugi jadi Laba di 2024

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk membeberkan strateginya untuk kembali mencatatkan laba pada kinerja keuangan tahun buku 2024.

Emiten bersandi SRTG ini membukukan kerugian bersih Rp 10,14 triliun sepanjang 2023. Kerugian ini cukup dalam karena perusahaan mengalami kerugian bersih atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp 13,81 triliun. 

Padahal, pada periode sama pada tahun sebelumnya, perusahaan mencatatkan keuntungan Rp 3,72 triliun. Jika ditelisik lebih lanjut, kerugian yang dialami berasal dari investasi pada saham maupun efek blue chip sebesar Rp 13,52 triliun dari keuntungan di periode yang sama 2022 yakni Rp 4,39 triliun. 

Investor Relation Saratoga, Ryan Sual, menyampaikan sebagai perusahaan investasi, Saratoga berbeda dari perusahaan lainnya. Fluktuasi nilai saham dari investasi Saratoga sangat mempengaruhi laba rugi dalam laporan keuangannya.

Upaya perusahaan meraup untung pada 2024, kata Ryan adalah dengan berinvestasi di sektor kesehatan, infrastruktur digital, dan energi terbarukan. "Tentunya kalau dari sisi manajemen Saratoga akan terus bekerja sama dengan perusahaan portofolio kami untuk meningkatkan kinerja,” ucap Ryan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (16/5). 

Tak hanya itu, Ryan juga menyebut bahwa salah satu indikator kinerja positif perusahannya adalah dividen yang diberikan kepada investor. Namun, ia menekankan bahwa fluktuasi harga saham dipengaruhi oleh banyak faktor. Oleh karena itu, dari sisi perusahaan, SRTG hanya bisa fokus pada peningkatan fundamental perusahaan yang menjadi portofolio investasi. 

Sedangkan untuk proyeksi laba, Ryan menyatakan bahwa tidak ada target laba khusus untuk tahun buku 2024. Hal itu karena sangat dipengaruhi oleh perubahan nilai investasinya. Dia memprediksi, volatilitas di pasar saham akan terjadi hingga awal semester kedua. Tapi, situasinya tidak seburuk tahun lalu. 

“Kami berharap sih ini terus akan berlanjut, ya,” pungkasnya.