Jual Saham Suryacipta Swadaya ke PBL, SSIA Kantongi Rp 2,8 Triliun

Dok. Suryacipta Swadaya
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menyetujui rencana perseroan menjual sebagian sahamnya di PT Suryacipta Swadaya (SCS) kepada investor senilai Rp 3,1 triliun.
Penulis: Hari Widowati
24/6/2024, 16.07 WIB

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menyetujui rencana perseroan menjual sebagian sahamnya di PT Suryacipta Swadaya (SCS) kepada investor. Perusahaan juga menandatangani Akta Jual Beli Saham dan Akta Persetujuan Pemegang Saham SCS yang akan diambil oleh PT Puri Bumi Lestari (PBL) dengan total nilai Rp 3,1 triliun.

Secara rinci, SSIA menjual 55,8 juta saham atau setara 2% saham di SCS senilai RP 169,8 miliar. Selain itu, SCS menerbitkan 962,7 juta saham baru atau setara 34,5% saham dengan nilai Rp 2,93 triliun.

Pasca transaksi tersebut, SCS masih tetap menjadi entitas anak yang terkonsolidasi pada SSIA. Perusahaan akan memiliki 1,77 miliar saham di SCS yang mewakili 63,5%. Sementara itu, PBL akan memiliki 1,08 miliar saham atau 36,5% saham SCS.

PBL merupakan perusahaan yang terafiliasi dengan PT Anarawata Puspa Utama (APU). Perubahan entitas dari APU menjadi PBL berdasarkan Perjanjian Novasi dan Addendum atas Perjanjian Pengikatan Jual Beli Saham dan Pengambilan Saham Baru yang ditandatangani SSIA, APU, SCS, dan PBL pada 20 Mei 2024. Berdasarkan perjanjian itu, seluruh hak dan kewajiban APU dalam PPJB dialihkan kepada PBL. Sebelumnya, SSIA dan APU telah menandatangani PPJB Saham dan Pengambilan Saham-saham Baru atas perusahaan anak SCS pada 13 Mei 2024.

"Persetujuan RUPSLB atas transaksi dan penandatanganan Akta Jual Beli Saham dan Akta Persetujuan Pemegang Saham untuk Penerbitan Saham-saham Baru pada 21 Juni 2024 merupakan significant event dari babak baru pengembangan bisnis kami," ujar Presiden Direktur SSIA Johannes Suriadjaja, dalam keterangan tertulis, dikutip Senin (24/4). Setelah penandatanganan transaksi tersebut, SSIA akan menerima pelunasan 90% dari nilai transaksi atau sekitar Rp 2,8 triliun.

Johannes mengatakan, tambahan setoran modal dari PBL ke SCS akan mempercepat pengembangan Kawasan Industri Subang Smartpolitan sehingga akan lebih menarik bagi para calon pembeli. "Selain itu, kami percaya masuknya PBL sebagai investor strategis akan semakin memperkuat struktur permodalan SCS dengan mengurangi utang bank yang secara tidak langsung dapat mengurangi biaya bunga dan pada akhirnya membuat SCS lebih kompetitif," ujar dia.

SCS akan mempercepat pembayaran utang ke PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dan bank sindikasi, masing-masing sebesar Rp 446 miliar dan Rp 1 triliun. Pembayaran utang itu akan dilakukan setelah perusahaan menerima kas dari penerbitan saham baru yang dijual ke PBL.

Johannes menyebut ada minat yang luar biasa dari investor, khususnya investor Cina, untuk menjadi tenant di Suryacipta City of Industry, Karawang dan pengembangan Industrial Green City di Subang Smartpolitan. Perkembangan positif ini membuat perusahaan menaikkan target penjualan pemasaran untuk tahun 2024.

Target marketing sales untuk Suryacipta City of Industry Karang dan Subang Smartpolitan naik 2,83 kali lipat dari 65 hektare menjadi 184 hektare. Nilai penjualan lahan industri di kedua proyek itu diperkirakan mencapai Rp 2,2 triliun.

"Dengan asumsi penjualan pemasaran tercapai dan dibukukan tahun ini, pendapatan konsolidasi SSIA pada 2024 diperkirakan akan meningkat sekitar 23% menjadi Rp 5,6 triliun dengan laba bersih naik 182% menjadi Rp 500 miliar," ujarnya.