Isu perombakan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi sorotan menjelang pelantikan Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming pada 22 Oktober 2024. Selain nama-nama calon menteri yang terus dibicarakan, salah satu perubahan signifikan yang tengah dipertimbangkan adalah transformasi Kementerian BUMN menjadi superholding atau Lembaga Pemerintah Non-Kementerian (LPNK).
Rencana besar ini muncul setelah Dewan Penasihat Presiden Terpilih Prabowo, Burhanuddin Abdullah, dalam pidatonya di acara UOB Economic Outlook 2025 pada 25 September 2024, menyatakan bahwa transformasi kelembagaan di BUMN menjadi salah satu prioritas pemerintahan mendatang. Burhanuddin menyoroti bahwa meskipun aset BUMN telah mencapai lebih dari US$1 triliun, kinerjanya dinilai belum optimal, khususnya dalam hal pencapaian keuntungan yang dihasilkan.
Transformasi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan daya saing BUMN dengan menjadikan aset-aset besar yang dimiliki lebih produktif. Meski demikian, hingga berita ini ditulis, Burhanuddin belum memberikan detail lebih lanjut terkait implementasi rencana tersebut.
Seiring dengan rencana ini, muncul pula diskusi mengenai figur-figur yang akan memimpin BUMN di era Prabowo. Menurut Associate Director BUMN Research Group dari Lembaga Management Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (UI), Toto Pranoto, pemimpin BUMN ke depan haruslah sosok yang tidak hanya memiliki kompetensi mumpuni tetapi juga mampu mengelola korporasi berskala besar dengan profesionalisme tinggi.
Toto menambahkan bahwa sejumlah nama yang sudah dikenal dalam lingkup BUMN berkapitalisasi besar kerap disebut sebagai calon potensial untuk mengisi posisi strategis di pemerintahan baru. Dengan semua spekulasi ini, publik kini menantikan pengumuman resmi mengenai susunan kabinet Prabowo serta bagaimana transformasi BUMN akan diwujudkan dalam pemerintahan mendatang.
"Ada beberapa nama-nama nickname lah ya di BUMN yang kapitalisasi yang paling besar sering disebut berpotensi," kata Toto saat dihubungi Katadata.co.id, Jumat (27/9).
Namun, Toto enggan menyebutkan secara detail sosok yang dimaksud. Meski begitu, ia menjelaskan bahwa calon menteri BUMN yang potensial kemungkinan berasal dari kalangan bankir. Menurut Toto, bankir memiliki keahlian khusus dalam mengelola kredit korporasi besar, yang menjadi nilai tambah penting dalam memimpin BUMN ke depan.
"Ia terbiasa menghadapi berbagai macam juga misalnya kasus kredit-kredit macet. Bagaimana dia menyelesaikan restrukturisasi dan apa yang dia usulkan kepada debiturnya, supaya bisnisnya bisa kembali jalan," tutur Toto.
Sehingga pengalaman-pengalaman sudah dilalalui para bankir. Dia berharap Insya Allah perusahaannya bisa bertahan dan dapat mencetak keuntungan untuk perusahaan, negara, hingga masyarakat.
Perusahaan Kapitalisasi Terbesar
Melansir dari data Kementerian BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memiliki kapitalisasi terbesar yakni Rp 734 triliun per Juli 2024 di bawah kepemimpinan Sunarso. BRI menduduki peringkat pertama.
Peringkat kedua yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yaitu Rp 595 triliun. Kemudian jajaran ketiga yaitu PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) Rp 300 triliun, lalu peringkat keempat yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) Rp 181 triliun dan terakhir PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) Rp 116 triliun.