Antam Mau Kuasai Smelter Terafiliasi Tsingshan Demi Geber Kinerja

123RF.com/Chutima Chaochaiya
Antam, melalui PT Gag Nikel, telah mengakuisisi 30% saham PT Jiu Long Metal Industry, memperkuat posisi dalam industri nikel dan mendukung hilirisasi sesuai kebijakan pemerintah Indonesia.
8/10/2024, 17.09 WIB

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) melalui anak usahanya, PT Gag Nikel (PTGN), telah menyelesaikan proses akuisisi 30% saham PT Jiu Long Metal Industry (JLMI), yang merupakan perusahaan smelter yang fokus pada pemurnian nikel.

JLMI merupakan anak usaha Eternal Tsingshan Group Limited yang berbasis di Hong Kong, sementara PT Gag Nikel sendiri bergerak di bidang eksplorasi dan operasi tambang nikel di Pulau Gag, Papua Barat.

Direktur Pengembangan Usaha Antam I Dewa Wirantaya menjelaskan, nilai transaksi tersebut mencapai USD 102,5 juta atau setara Rp 1,6 triliun, dengan asumsi kurs Rp 15.700 per dolar AS. Ia menjelaskan, langkah ini menjadi bagian dari upaya strategis ANTM untuk memperkuat proyek hilirisasi nikel, sejalan dengan komitmen perseroan dalam mendukung pengembangan industri nikel domestik.

"Pertimbangan atas dilakukannya transaksi adalah untuk mengimplementasikan kebijakan hilirisasi sebagaimana yang diberlakukan oleh pemerintah Indonesia," kata Dewa lewat keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Selasa (8/10/2024).

Dewa menjelaskan, ANTM melalui PT Gag Nikel memegang 30% saham sebagai pemegang minoritas, mayoritas saham tetap dikuasai oleh Tsingshan melalui Newton International Investment Pte Ltd, yang menguasai 70% saham. Integrasi ini diharapkan dapat mempercepat proses hilirisasi dan meningkatkan kontribusi ANTM dalam industri nikel nasional.

Selain memperluas bisnis, ANTM dan para pemegang saham lainnya juga berpotensi mendapatkan dividen dari operasional smelter yang dimiliki oleh anak usaha Tsingshan.

Selain itu, kerja sama ini juga memungkinkan ANTM menjalankan rencana besar pemerintah untuk mendorong ekositem kendaraan listrik nasional dengan mengolah timah di pemurnian di dalam negeri.

"Tujuan dari kewajiban hilirisasi ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja keuangan sehingga apat menciptakan nilai tambah bagi para pemegang saham. Implementasinya juga diharapkan dapat mendukung upaya pemerintah Indonesia dalam mengembangkan ekosistem kendaraan listrik nasional," jelasnya.

Reporter: Selfie Miftahul Jannah