Jadi Menteri Agama, Nasaruddin Umar Mundur dari Komisaris Semen Indonesia

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/YU
Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar memimpin doa saat Sidang Tahunan MPR dan Sidang Bersama DPR - DPD Tahun 2024 di Gedung Nusantara, kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (16/8/2024).
23/10/2024, 09.37 WIB

Nasaruddin Umar mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Komisaris Independen emiten pelat merah PT Semen Indonesia Tbk (SMGR). Sekretaris Perusahaan Semen Indonesia, Vita Mahreyni, mengatakan pengunduran diri tersebut tertanggal 21 Oktober 2024.

Vita mengatakan pengunduran Imam Besar Masjid Istiqlal itu karena diangkat oleh Presiden Prabowo sebagai Menteri Agama periode 2024–2029.

“Pada 21 Oktober 2024 Semen Indonesia telah menerima surat pengunduran diri Nasaruddin Umar selaku Komisaris Independen SMGR,” tulis Vita dalam keterbukaan informasi BEI, Selasa (22/10.

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) itu akan menjalankan ketentuan yang diatur dalam anggaran dasar SMGR. Perusahaan juga akan mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Vita mengatakan mundurnya Nasaruddin tak berdampak terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, hingga kelangsungan usaha SMGR. 

Nasaruddin mendapatkan kepercayaan dari Prabowo untuk mengisi posisi Menteri Agama, menggantikan K. H. Yaqut Cholil Qoumas. Sebagai Menteri Agama Nasaruddin Umar akan didampingi seorang Wakil Menteri, Sultan Bachtiar Najamuddin. 

 Profil Nasaruddin Umar

Nasaruddin merupakan pria kelahiran 23 Juni 1959 (65 tahun) di Ujung, Dua Boccoe, Bone, Sulawesi Selatan. Melansir sejumlah sumber, Nasaruddin Umar menyelesaikan gelar sarjana muda di Institut Agama Islam Negeri (IAIN), yang sekarang telah berubah menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Ujung Pandang pada 1980, serta Sarjana Lengkap di 1984. 

 Nasaruddin melanjutkan program magister di UIN Syarif Hidayatullah dengan kelulusan tanpa tesis.. Selain pendidikan formal, keahliannya di bidang pendidikan dapat ditelisik dari berbagai penelitian dan buku. Nasaruddin banyak membahas tentang ‘bias gender’ dalam konteks tafsir Al Quran. 

 Meski sudah mengejar pendidikan hingga tingkat doktoral, Nasaruddin tetap mengikuti berbagai kegiatan kemahasiswaan hingga ke luar negeri. Ia pernah terlibat pada agenda Visiting Student dan Sandwich Program di berbagai perguruan tinggi. 

 Melansir situs resmi Kementerian Agama, Nasaruddin Umar kerap mengikut program sarjana tamu di berbagai kampus belahan dunia. Di antaranya yaitu University of London, Shopia University, School of Oriental and African Studies, Georgetown University, dan Sorbonne Nouvelle University.

Ia melanjutkan perjuangannya di bidang pendidikan dengan berprofesi sebagai dosen di UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Nasaruddin aktif mengajar dan membimbing kepenulisan ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa. 

 Imam Besar Masjid Istiqlal 

Memiliki latar belakang agama yang kuat Nasaruddin kemudian mendapatkan kepercayaan untuk menjadi Imam Besar Masjid Istiqlal pada 2016, menggantikan K. H. Ali Mustafa Yaqub.

Ia merupakan salah satu sosok di balik pembangunan ‘Terowongan Silaturahmi,’ sebuah jalur bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dengan Gereja Katedral Jakarta. 

 Jalur penghubung ini sempat mendapatkan tinjauan langsung dari Presiden Joko Widodo pada 2020. Pada awal September 2024 lalu. Nasaruddin menyambut Paus Fransiskus dengan hangat.

Nasaruddin juga berpengalaman di pemerintahan karena pernah menjabat sebagai Wakil Menteri Agama pada 2011 hingga 2014. Posisi ini ia dapatkan setelah pengalaman sekitar enam tahun menjadi Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kementerian Agama.

Reporter: Nur Hana Putri Nabila