PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp 5,6 triliun hingga kuartal III-2024. Laba BRIS menguat 21,59% dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 4,2 triliun.
Melansir laporan kinerja keuangan Bank Syariah Indonesia, pendapatan BSI juga mengalami peningkatan 4,6% menjadi Rp 14,46 triliun. Jika dibandingkan pada periode kuartal tiga 2023, pendapatan BSI saat itu senilai Ro 12,87 triliun.
Total penyaluran pembiayaan BSI sampai periode kuartal tiga 2024 mencapai Rp 266,5 triliun. Angka tersebut naik 11,2% dari periode yang sama tahun lalu Rp 239,7 triliun. Namun BSI mampu mencatatkan rasio non performing financing (NPF) atau rasio pembiayaan bermasalah 1,97%. Artinya, NPF yang dicatatkan Bank Syariah Indonesia lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya 2,21%.
Selain mampu menekan NPF menjadi lebih rendah, beban pencadangan juga mengalami penurunan menjadi 25,4% per kuatal tiga 2024 yaitu Rp 1,6 triliun. Hal ini berdampak positif terhadap beban operasional bank syariah pelat merah itu yang turun 8,2% per kuartal tiga menjadi Rp 6,6 triliun dari sebelumnya Rp 7,2 triliun.
Lalu dana pihak ketiga atau DPK bank syariah berkode BRIS tersebut melaju 2,5% menjadi Rp 301,2 triliun sampai September 2024 dari periode yang sama tahun lalu Rp 293,7 triliun.
Total aset BSI sampai dengan September 2024 tercatat Rp 370,7 triliun, meningkat 4,8% dibandingkan akhir Desember 2023 Rp 353,6 triliun. Liabilitas BRIS naik 3,9% menjadi Rp 327,2 triliun dibandingkan Desember 2023 yaitu Rp 314,8 triliun. Sementara total ekuitas BSI tumbuh 12,3% menjadi Rp 43,4 triliun dibandingkan akhir Desember 2023 yaitu Rp 38,7 triliun.