Nilai tukar rupiah melemah 0,27% ke level 16.495 per dolar AS pada pasar spot sore ini, Kamis (2/4). Rupiah tertekan akibat pasar yang masih kaget dengan skenario terburuk dampak pandemi corona terhadap asumsi makro yang dibuat pemerintah.
Rupiah melemah bersama sebagian kecil mata uang Asia. Mengutip Bloomberg, hanya yen Jepang dan dolar Taiwan yang keok melawan dolar AS masing-masing 0,13%.
Sementara itu, mayoritas mata uang Asia menguat. Dolar Hong Kong naik 0,01%, dolar Singapura 0,36%, won Korea Selatan 0,1%, peso Filipina 0,11%, rupee India 0,19%, yuan Tiongkok 0,02%, ringgit Malaysia 0,12%, dan baht Thailand 0,26%.
Kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar Rate yang dipublikasikan Bank Indonesia pada pukul 10.00 WIB juga menempatkan rupiah di posisi Rp 16.741 per dolar AS, melemah 328 poin dari level kemarin.
(Baca: Satu Bulan Corona di Indonesia, 1.790 Kasus Positif dan 170 Kematian)
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan, pasar sempat kaget terhadap skenario terburuk pemerintah mengenai asumsi makro 2020 terutama pada skenario rupiah. "Pasar global sedang rentan dengan adanya tekanan yang cukup ekstrim baru-baru ini," ucap Ibrahim kepada Katadata.co.id, Kamis (2/4).
Reaksi pasar masih berlangsung meski Gubernur BI telah menjelaskan bahwa skenario yang ada hanya merupakan antisipasi. Ibrahim pun berharap pemerintah dan BI dapat mengayomi masyarakat sehingga tak terjadi kepanikan berlebihan.
(Baca: IHSG Ditutup Menanjak 1,47% Meski Asing Masih Lepas Saham)
Dalam perdagangan besok, rupiah diperkirakan di buka menguat. "Terutama karena data pengangguran di Amerika Serikat yang akan kembali naik," ujarnya.
Dengan adanya rilis data tersebut, Ibrahim memperkirakan indeks dolar AS akan melemah sehingga rupiah kemungkinan akan bergerak di antara Rp 16.470 - 16.700 per dolar AS.