Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali tertekan pada perdagangan Kamis (12/3) pagi. Rupiah dibuka melemah 0,06% ke level Rp 14.384 per dolar AS setelah organisasi kesehatan dunia (WHO) menetapkan status wabah corona menjadi pandemi global.
Pelemahan rupiah juga dialami mayoritas mata uang Asia. Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong turun 0,02%, dolar Singapura 0,11%, dolar Taiwan 0,17%, won Korea Selatan dan peso Filipina 0,58%, yuan Tiongkok 0,22%, ringgit Malaysia 0,46%, dan baht Thailand 0,14%.
Hanya yen Jepang dan rupee India yang menguat dengan masing-masing kenaikan 1,1% dan 0,6%.
(Baca: Rupiah Berbalik Melemah usai Satu Pasien Virus Corona Meninggal Dunia)
Vice President Monex Investindo Futures Aristom Tjendra menyatakan, pasar keuangan kembali mendapat sentimen negatif. "Terutama setelah WHO mengumumkan bahwa status wabah corona menjadi pandemi dari sebelumnya epidemi," kata Tjendra kepada katadata.co.id, Kamis (12/3).
Dengan situasi terkini, ia pun memperkirakan pergerakkan kurs rupiah sepanjang hari ini berpotensi tertekan atau berada di kisaran Rp 14.370 - 14.500 per dolar AS.
Rabu (11/3) malam WHO akhirnya menyatakan wabah virus corona atau Covid-19 sebagai pandemi. Alasannya, virus ini terus menyebar cepat hingga ke wilayah yang jauh dari pusat wabah.
WHO mencatat, selama dua pekan terakhir, kasus corona meningkat hingga 13 kali lipat di luar Tiongkok sebagai pusat wabah, serta menginfeksi ke negara-negara yang terdampak hingga tiga kali lipat.
(Baca: Virus Corona Meluas, WHO Tetapkan sebagai Pandemi Global)
Hingga saat ini ada lebih dari 118.000 kasus di 114 negara, yang mana 4.291 di antaranya meninggal. Sedangkan ribuan pasien lainnya tengah ditangani di rumah sakit.
Organisasi kesehatan ini memperkirakan jumlah kasus, angka kematian, dan negara terdampak bakal terus meningkat. Karenanya, WHO pun prihatin dengan tingkat penyebaran yang terus mengkhawatirkan serta lambatnya tindakan peringatan dan antisipasi wabah.