Laju Ekonomi Tertahan Corona, Industri Manufaktur Bisa Jadi Penolong

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi. BI memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini menjadi di antara 5% hingga 5,4% terdampak virus corona.
Editor: Agustiyanti
1/3/2020, 20.55 WIB

Wabah virus corona  menyerang sektor perdagangan dan pariwisata, padahal dua sektor ini semula menjadi andalan dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi pada tahun Ini. Adapun salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menahan laju penurunan dari kedua sektor tersebut adalah mendorong pertumbuhan dari sektor lain, terutama manufaktur. 

“Kondisi saat ini memaksa bahwa manufaktur harus diperkuat. Tantangan itu akan membuat kita berinovasi. Kita akan mencari peluang-peluang di tempat lain,” ujar Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, IGP Wira Kusuma di Bandung, Sabtu (29/2).

Pemerintah diharapkan mampu mendorong peningkatan produktivitas sektor manufaktur. Jika sektor ini dapat tumbuh kencang, pertumbuhan ekonomi tahun ini berpotensi stabil dibanding tahun lalu. 

Adapun BI sebelumnya memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini dari 5,1% hingga 5,5% menjadi 5% hingga 5,4%.

(Baca: Virus Corona Merebak, BI Masih Optimistis Ekonomi RI Mampu Tumbuh 5%)

Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menjelaskan sektor manufaktur Indonesia belum aman. Tenaga kerja tak produktif, tetapi upah yang tergolong tinggi dibandingkan kawasan Asia membuat sektor manufaktur kian tak menarik bagi investor.

Halaman:
Reporter: Yosepha Pusparisa