Hasil survei pemantauan harga Bank Indonesia mencatat, inflasi pekan pertama Februari mencapai 0,23% secara bulanan. Sedangkan secara tahunan inflasi mencapai 2,94%, meningkat dibandingkan Januari sebesar 2,68%.
"Inflasi masih berasal dari komoditas seperti cabai, bawang, dan beberapa indikator terkait dengan rokok dan minyak goreng," ujar Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo saat ditemui di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (7/2).
Kendati ada kenaikan harga di sejumlah komoditas, harga pangan secara keseluruhan dinilai masih terjaga. Selain itu, Dody juga meyakini penyebaran virus corona tak akan menganggu inflasi dalam negeri.
Meski begitu, pihaknya akan terus mencermati berbagai perkembangan tentang kebijakan impor dari Tiongkok. "Ini larangan impor kan yang penting tidak langsung ke barang pangan," ucap dia.
(Baca: Cadangan Devisa Naik, Rupiah Malah Melemah ke Rp 13.675 per Dolar AS)
Pemerintah sebelumnya memutuskan untuk menghentikan sementara impor hidup dari Tiongkok guna mencegah penyebaran vurus corona. Kebijakan itu diambil dalam rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor pada Selasa (4/2).
Kendati menyetop impor hewan, pemerintah tak menutup keran impor bagi produk lain dari Tiongkok termasuk buah-buahan. Hal ini lantaran virus corona merupakan penyakit zoonosis, yang mana penularannya melalui hewan dan manusia.
(Baca: BI Sebut Wabah Virus Corona Sebabkan Rupiah Tertekan Selama Sepekan)
Badan Pusat Statistik (BPS) sebelumnya mencatat, inflasi pada Januari sebesar 0,39% secara bulanan. Inflasi terutama disumbang kenaikan harga beberapa bahan makanan dan rokok.
Kelompok bahan makanan yang menyumbang inflasi, antara lain cabai rawit 0,05%, ikan segar dan minyak goreng masing-masing 0,02%. Sementara kenaikan harga rokok putih dan kretek masing-masing menyumbang 0,02%.