Nilai tukar rupiah pada pembukaan pasar pagi ini, Selasa (7/1) menguat 0,07% ke level Rp 13.933 per dolar AS. Rupiah berbalik menguat terdampak sentimen positif dari konflik AS dan Iran.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak menguat ke level Rp 13.922 per dolar AS hingga pukul 09.02 WIB. Mayoritas mata uang Asia juga bergerak menguat pagi ini.
Dolar Singapura naik 0,01%, dolar Taiwan 0,09%, won Korea Selatan 0,59%, peso Filipina 0,22%, ringgit Malaysia 0,05%, dan baht Thailand 0,01%. Sementara itu, yen Jepang melemah 0,02%, dolar Hong Kong turun 0,06%, rupee lesu 0,18%, dan yuan lebih rendah 0,12%.
Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, rupiah menguat setelah sentimen positif datang dari AS dan Iran. "Penasehat Gedung Putih meralat ucapan Presiden AS Donald Trump soal penyerangan ke situs budaya Iran," kata Tjendra kepada Katadata.co.id, Selasa (7/1).
(Baca: Konflik AS-Iran, Ekonom Lihat Potensi Harga Minyak Capai US$ 100/Barel)
Sebelumnya, Trump mengancam akan menyerang 52 basis Iran termasuk situs budaya jika Teheran berani menyerang balik aset-aset dan warga AS di Timur Tengah. Adapun Iran memberi sinyal akan membalas kematian Mayor Jenderal Qasem Soleimani.
Dikutip dari CNN, Menteri Pertahanan Mark Esper juga menyatakan bahwa AS tidak akan menargetkan situs budaya Iran di tengah meningkatnya ketegangan setelah serangan AS menewaskan komandan militer Iran Qasem Soleimani.
"Kami akan mengikuti hukum konflik bersenjata," kata Esper.
(Baca: Temui Dubes AS dan Iran, Menlu Retno Minta Kedua Negara Tahan Diri)
Tjendra menilai, para pelaku pasar juga menganalisis bahwa Iran tak mungkin menyerang basis AS di Timur Tengah lantaran hal tersebut bisa menganggu ekspor minyak mentah mereka.
Akibat turunnya tensi geopolitik tersebut, ia pun memproyeksi rupiah akan bergerak menguat pada perdagangan hari ini. "Rupiah berpotensi bergerak di antara Rp 13.900 - 14.000 per dolar AS," jelas dia.