Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuannya atau BI 7 Days Reverse Repo Rate (7-DRRR) di level 5%. Suku bunga fasilitas simpanan alias deposit facility tetap sebesar 4,25%, dan bunga pinjaman atau lending facility tetap sebesar 5,75%.
"Dengan perkembangan dan asesmen ekonomi global maupun domestik, Rapat Dewan Gubernur BI pada 18-19 Desember 2019 memutuskan untuk mempertahankan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 5%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/12).
(Baca: Donald Trump Resmi Dimakzulkan DPR AS)
Perry memastikan kebijakan moneter ke depan tetap akomodatif dan konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan upaya mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perlambatan ekonomi global.
Ekonomi global tahun ini diperkirakan hanya tumbuh 3%, melambat dibandingkan proyeksi sebelumnya sebesar 3,6%. Sementara pada tahun depan, pertumbuhan ekonomi akan berada di kisaran 5,1%.
Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV 2019 akan membaik seiring dengan investasi bangunan yang meningkat. BI masih memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun ini secara keseluruhan akan mencapai 5,1%.
"Tahun depan akan meningkat pada kisaran 5,1% hingga 5,5%," ujar Perry.
(Baca: IHSG Bakal Dipengaruhi Pengumuman BI, Berikut Saham Pilihan Analis)
Adapun transmisi kebijakan moneter yang sudah dilakukan BI, menurut Perry, terus berjalan dengan likuiditas perbankan yang terjaga. Namun, pertumbuhan kredit diakui masih melambat pada November menjadi 6,53% secara tahunan akibat permintaan kredit korporasi yang masih belum kuat.
"Pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan tahun ini sebesar 8% dan dana pihak ketiga sebesar 8%," jelas dia.
Namun, pertumbuhan kredit dan DPK akan membaik pada tahun depan di kisaran 10-12%. BI sepanjang tahun ini telah menurunkan suku bunga acuannya sebanyak empat kali atau 1% seperti terlihat dalam databoks di bawah ini.