Bank Indonesia (BI) mencatat total utang luar negeri (ULN) Indonesia pada September atau akhir kuartal III 2019 mencapai US$ 395.6 miliar atau sekitar Rp 5.538 triliun. Jumlah ini naik 10,2% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Onny Widjanarko menjelaskan, total utang tersebut terdiri dari ULN pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 197,1 miliar dan ULN swasta termasuk BUMN sebesar US$ 198,5 miliar dolar AS.
ULN pemerintah pada akhir kuartal III 2019 tumbuh 10,3% dibanding periode yang sama tahun lalu, lebih tinggi dibanding pertumbuhan pada akhir kuartal sebelumnya sebesar 9,1%. Sementara itu, ULN swasta tumbuh 10,4%, melambat dibanding akhir kuartal II sebesar 11,3%.
" Investor nonresiden membukukan pembelian neto Surat Berharga Negara (SBN) domestik yang cukup besar sehingga mendorong kenaikan ULN Pemerintah," ujar Onny dalam keterangan resmi, Jumat (15/11).
(Baca: Ekspor Membaik, Neraca Perdagangan Oktober Surplus US$ 161 Juta)
Onny menilai, perkembangan tersebut mencerminkan kepercayaan investor pada perekonomian Indonesia di tengah ketidakpastian global, serta imbal hasil investasi keuangan domestik yang menarik.
Sementara itu, perlambatan ULN swasta tersebut terutama disebabkan oleh penurunan ULN pada bank. Secara sektoral, ULN swasta didominasi oleh sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas dan udara (LGA), sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian.
"Pangsa ULN di keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 75,4%," jelas dia.
(Baca: PLN Utang ke 8 Bank Asing Rp 14 Triliun untuk Proyek Listrik 35 GW)
Sejak 2015, utang luar negeri Indonesia terus menunjukkan tren kenaikan, seperti tergambar dalam grafik di bawah ini.
Meski total utang menanjak, Onny memastikan struktur ULN Indonesia tetap sehat. Kondisi tersebut tercermin antara lain dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 36,3% pada kuartal III 2019, membaik dibandingkan dengan rasio kuartal sebelumnya.
"Selain itu, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh utang luar negeri berjangka panjang dengan pangsa 88,1% dari total ULN," jelas dia.