Bank Indonesia (BI) mencatat, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia hingga pekan ketiga Oktober 2019 cukup deras. Tercatat aliran dana asing yang masuk ke Indonesia pada 20 Oktober 2019 hingga 24 Oktober 2019 saja mencapai Rp 12,03 triliun.
Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan, dengan hasil tersebut, total aliran modal asing dari 1 Januari 2019 hingga 24 Oktober 2019 mencapai Rp 210 triliun. "Berlanjutnya aliran modal masuk ini memberikan suatu testimoni bahwa konfiden (kepercayaan) investor asing terhadap Indonesia itu kuat," kata Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (25/10).
Dia merincikan, total aliran modal asing tersebut terdiri dari Rp 157,6 triliun yang masuk ke instrumen Surat Berharga Negara (SBN). Sementara Rp 50,3 triliun masuk melalui pasar saham.
(Baca: BI Catat Aliran Modal Asing Tembus Rp 195 Triliun Hingga Awal Oktober)
Meski begitu, ia menyebutkan bahwa sempat terjadi outflow atau aliran keluar dana asing dari pasar saham domestik selama seminggu ini. "Sempat ada sedikit outflow dari saham Rp 230 miliar," ucap dia.
Menurut Perry, pasar saham memang keadaannya sangat fluktuatif. Dia menjelaskan bahwa outflow tersebut merespon ketidakpastian atau perkembangan dari sisi ekonomi global.
Maka dari itu, dirinya yakin investor asing akan terus percaya dengan prospek ekonomi Indonesia ke depan. "Serta dengan kredibilitas atau langkah kebijakan BI, pemerintah, serta Otoritas Jasa Keuangan untuk menjaga stabilitas makro ekonomi dan momentum pertumbuhan ekonomi," katanya.
(Baca: Cemas Gagal Bayar Utang Korporasi, Investor Asing Jual Saham Bank BUMN)
Prospek aliran masuk modal asing ke Indonesia yang tetap terjaga seiring dengan prospek ekonomi domestik yang baik ini pun menguatkan mata uang Garuda. Menurut Perry, nilai tukar rupiah mengalami penguatan sepanjang Oktober 2019.
Pada Oktober 2019, rupiah mencatat apresiasi 1,18% secara point to point dibandingkan dengan level akhir September 2019 terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Dengan perkembangan tersebut, rupiah sejak awal tahun sampai dengan 23 Oktober 2019 tercatat menguat 2,5%.
Ke depan, BI memandang nilai tukar rupiah tetap stabil sesuai dengan fundamentalnya dan mekanisme pasar yang terjaga. Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, BI akan terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, baik pasar uang maupun pasar valas.
(Baca: Kepala BKPM: Dominasi BUMN Hambat Investasi Asing Masuk ke Indonesia)