Kepala BKPM: Dominasi BUMN Hambat Investasi Asing Masuk ke Indonesia

Dimas Jarot Bayu
11 September 2019, 20:03
bkpm, bumn, investasi asing, sektor ekonomi
Katadata | Arief Kamaludin
Kepala BKPM Thomas Lembong menilai BUMN menjadi salah satu penyebab enggannya investor asing masuk ke Indonesia di antara sejumlah kendala lainnya.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong menyebut posisi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di sektor ekonomi menjadi kendala masuknya investasi asing ke Indonesia. Pasalnya, para investor kesulitan untuk mengembangkan bisnisnya lantaran telah didominasi oleh BUMN.

Thomas mengatakan, BUMN hanya menyisakan sedikit sektor ekonomi yang bisa digarap oleh para investor asing. "Banyak kegiatan-kegiatan sektor swasta semakin ditarik oleh BUMN yang mau mengerjakan semuanya sendiri, sehingga mengurangi peranan dari dunia usaha," kata Thomas di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (11/9).

Selain itu, Thomas menyebut iklim usaha antara BUMN dan swasta di Indonesia kurang kondusif. Menurut Thomas, BUMN dan swasta sering dikonfrontasikan secara langsung dalam sektor usaha tertentu.

Hal tersebut, kata Lembong, dikeluhkan oleh para investor. Menurutnya, para investor menginginkan iklim usaha yang bersahabat antara swasta dan BUMN. "Jadi sangat mengharapkan tidak ada postur konfrontasional atau istilahnya win-lose," kata Thomas.

(Baca: Realisasi Investasi Semester I Rp 395 Triliun, Hampir 50% dari Target)

Selain masalah tersebut, Thomas menyebutkan sejumlah masalah lainnnya yang menjadi penghambat masuknya investor ke Indonesia seperti persoalan regulasi yang tumpang tindih dan bertele-tele, permasalahan lahan, perpajakan, hingga aturan ketenagakerjaan di Indonesia.

"Banyak regulasi di Indonesia yang tumpang tindih dan bertele-tele. Regulasi di Indonesia kerap berubah tiba-tiba tanpa permberitahuan sebelumnya. Ini kan sangat menghambat dunia usaha," kata dia.

Kemudian dia menjelaskan perizinan terkait lahan, izin bangunan, sertifikat layak fungsi yang membutuhkan waktu yang lama untuk mengurusnya dan membutuhkan biaya yang tidak kecil.

Halaman:
Reporter: Dimas Jarot Bayu
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...