Badan Pusat Statistik (BPS) melansir ekonomi Maluku dan Papua tumbuh pesat di kuartal I 2018. Hal itu tercermin dari pertumbuhan Produk Domestik Bruto-nya (PDB) yang sebesar 18,42% atau yang tertinggi di antara wilayah lainnya.
Pertumbuhan PDB Maluku dan Papua tersebut melonjak dari periode sama tahun lalu yang hanya sebesar 4,16%. “Pertumbuhan ekonominya sangat tinggi karena pertambangan,” kata Kepala BPS Suhariyanto saat Konferensi Pers di Kantornya, Senin (7/5).
Meski begitu, kontribusinya terhadap PDB nasional masih kecil hanya 2,5%. Alhasil, pertumbuhan pesat ekonomi Papua belum signifikan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional. (Baca juga: Diselamatkan Investasi, Ekonomi Indonesia Kuartal 1 Tumbuh 5,06%)
Sebanyak tiga wilayah lainnya juga mengalami kenaikan pertumbuhan ekonomi meski tak sepesat Maluku dan Papua. PDB Jawa tumbuh 5,78%, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu 5,66%. Adapun kontribusinya terhadap PDB nasional masih yang terbesar yaitu 58,67%.
Kemudian, PDB Sumatera tumbuh 4,37%, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu 4,05%. Sementara kontribusinya untuk PDB nasional sebesar 21,54%. Lalu, PDB Bali dan Nusa Tenggara tumbuh 3,74%, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun lalu 2,36%. Kontribusinya terhadap PDB nasional sebesar 3,03%.
Di sisi lain, dua wilayah lainnya mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi. PDB Sulawesi tumbuh 6,83%, sedikit lebih rendah dari periode sama tahun lalu 6,87%. Kontribusinya terhadap PDB nasional yaitu sebesar 6,02%. Lalu, PDB Kalimantan hanya tumbuh 3,25%, lebih rendah dari periode sama tahun lalu 4,92%. Kontribusnya terhadap ekonomi nasional 8,24%.
Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I 2018 tercatat sebagai yang tertinggi dibandingkan periode sama sepanjang tiga tahun belakangan. PDB nasional tumbuh 5,06%, lebih baik dari kuartal I 2017 yang sebesar 5,01%, kuartal I 2016 yang sebesar 4,94%, dan kuartal I 2015 yang sebesar 4,83%.
Meski begitu, pencapaian tersebut di bawah prediksi Bank Indonesia (BI) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Sebelumnya, BI memprediksi pertumbuhannya bisa mencapai 5,1%, sedangkan Sri Mulyani memprediksi 5,2%. Adapun pemerintah membidik pertumbuhan ekonomi 5,4% tahun ini, lebih tinggi dibandingkan realisasi tahun lalu 5,07%.