Calon Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo baru saja menyelesaikan uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test) di Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Menurut dia, ada tujuh strategi yang akan dijalankannya untuk menjaga stabilitas dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi, jika direstui memimpin bank sentral.
Strategi pertama, yaitu memperkuat efektivitas kebijakan moneter untuk pengendalian inflasi dan stabilitas nilai tukar. "Kebijakan suku bunga harus ditetapkan untuk menjaga inflasi dan sasaran inflasi. Kami akan lakukan intervensi ganda untuk stabilisasi nilai tukar melalui intervensi di pasar valuta asing atau pembelian Surat Berharga Negara (SBN) dari pasar sekunder, khususnya seperti kondisi pertengahan Februari dan awal Maret," kata Perry di Ruang Rapat Komisi Keuangan, Jakarta, Rabu (28/3).
(Baca juga: Perry Diprediksi Lolos Uji Calon Gubernur BI di DPR Pekan Ini)
Strategi kedua, memperkuat koordinasi untuk pengendalian inflasi melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendali Inflasi Pusat (TPIP). Saat ini, telah terdapat 547 TPID yang telah berkembang dengan bantuan pusat info harga pangan strategis. Selain itu, BI juga akan memperkuat cluster pangan strategis untuk mengendalikan inflasi.
Berikutnya, strategi ketiga, yaitu mendorong ekonomi kerakyatan dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dengan menyempurnakan kebijakan makro prudensial. Menurutnya, ada 550 UMKM unggulan yang bisa diperluas dengan dukungan BI untuk pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan UMKM.
(Baca juga: Rizal Ramli Soroti Independensi Calon Gubernur BI di Tahun Politik)
Strategi keempat, mendorong keuangan ekonomi dan digital. Ia menjelaskan, pengembangan sistem pembayaran dapat dilakukan dengan Gerbang Pembayaran Nasional untuk interkoneksi antarperbankan. "Kami akan mendorong elektronifikasi penyaluran bantuan sosial, operasi keuangan pemerintah. Penerimaan dan pembayaran melalui e-payment," kata dia.
Strategi kelima, pengembangan pemberdayaan ekonomi dan keuangan syariah Indonesia yang dinilai telah tertinggal jauh dibandingkan Thailand, Korea, Jepang, dan Australia. Hal tersebut didorong dengan peningkatan ekonomi pesantren. Tahun lalu, terdapat 63 ekonomi pesantren yang sudah berjalan. Bila terpilih, Perry akan meningkatkan 100 pesantren untuk kolaborasi industri makanan dan kosmetik halal.
Strategi keenam, peningkatan koordinasi dengan pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Komisi Keuangan DPR. “Jadwal pertemuan rutin tidak hanya membahas kondisi ekonomi dan kebijakan BI, tapi ekonomi nasional," kata Perry.
(Baca juga: Jadi Calon Tunggal Gubernur BI, Perry Warjiyo Pengalaman Hadapi Krisis)
Strategi terakhir, melanjutkan transformasi BI yang sudah dilakukan oleh Gubernur BI sebelumnya. Menurut dia, dalam lima tahun terakhir, Gubernur BI Agus Martowardojo telah melakukan penguatan organisasi dan Sumber Daya Manusia (SDM) berbasis kinerja, penguatan tata kelola, sinergi perencanaan program, hingga efisiensi anggaran.
Adapun ke depan, Perry menyebut ada tiga tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Pertama, menjaga stabilitas ekonomi di tengah ketidakpastian keuangan global. Ketidakpastian tersebut utamanya terkait langkah Amerika Serikat (AS) dan negara maju lainnya yang tengah melakukan normalisasi kebijakan moneter dengan peningkatan suku bunga.
Kedua, mempercepat petumbuhan ekonomi menjadi 6% pada lima tahun ke depan. Tantangan terakhir, memanfaatkan revolusi industri ke-4 dengan teknologi digital.