Dorong Pemulihan Ekonomi Domestik, BI Tahan Bunga Acuan 4,25%

Arief Kamaludin|KATADATA
22/3/2018, 18.58 WIB

Adapun dari segi nilai tukar rupiah, BI mencatat, rata-rata harian rupiah melemah sebesar 1,65% menjadi Rp 13.603 per dolar AS pada Februari 2018. Namun, pelemahan sejalan dengan pergerakan mata uang kawasan, terutama karena meningkatnya ketidakpastian global. (Baca juga: IHSG Anjlok Nyaris 1% Menjelang Rilis Bunga Acuan BI)

“Pernyataan Fed Chairman yang lebih hawkish mendorong ekspektasi pasar akan kenaikan suku bunga Fed Fund Rate yang lebih cepat dan lebih tinggi. Hal tersebut mendorong pembalikan modal asing dan tekanan pelemahan nilai tukar pada berbagai mata uang dunia termasuk Indonesia,” kata dia.

Pelemahan rupiah masih berlangsung pada awal Maret 2018 seiring penerapan inward-oriented trade policy. Namun, BI memastikan akan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai dengan nilai fundamentalnya dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar.

Sementara itu, kredit perbankan diakui belum tumbuh sesuai ekspektasi. Meski bunga acuan sudah turun agresif dan diikuti oleh penurunan bunga deposito dan kredit, namun penyaluran kredit belum optimal. Pertumbuhan kredit Januari 2018 tercatat sebesar 7,4% secara tahunan, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,2%.

“Transmisi melalui jalur kredit masih belum optimal sejalan dengan permintaan kredit yang belum tinggi dan perilaku bank yang masih selektif dalam memberikan kredit baru,” kata Agusman.

Meski begitu, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, seperti penerbitan saham baru (IPO dan rights issue), obligasi korporasi, dan medium term notes (MTN) terus mengalami peningkatan. Pada Januari 2018, peningkatannya mencapai 99,8% secara tahunan. Hal ini dinilai sejalan dengan program pendalaman pasar keuangan.

Halaman: