Mayoritas mata uang di kawasan Asia melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan, Rabu (11/1) ini. Pelemahan terjadi menjelang konferensi pers pertama Donald Trump, Presiden AS terpilih, di New York, Rabu waktu setempat.
Pelemahan dipimpin yen Jepang sebesar 0,32 persen, lalu diikuti rupee India sebesar 0,24 persen, dan yuan Cina 0,20 persen. Mata uang peso Filipina juga melemah 0,17 persen, won Korea susut 0,14 persen, dan dolar Singapura 0,1 persen.
Sedangkan rupiah, bath Thailand, dan dolar Hong Kong juga melemah tipis di bawah 0,1 persen. Adapun ringgit Malaysia dan dolar Taiwan tercatat menguat, masing-masing sebesar 0,07 dan 0,03 persen. (Baca juga: Bank Investasi Asing Ramal Rupiah Lebih Kebal Tahun Ini)
Sementara itu, bursa saham Asia bergerak mix. Namun, mengacu indeks MSCI Asia Pasifik, bursa Asia secara umum naik 0,47 persen. Kenaikan bursa Asia di antaranya terjadi pada Indeks Kospi di Korea Selatan yang melejit 1,47 persen, Indeks Hang Seng di Hong Kong tumbuh 0,84 persen dan indeks Topix di Jepang naik 0,52 persen.
Sementara itu, beberapa bursa Asia lainnya termasuk bursa Indonesia terpantau turun. Penurunan dipimpin Laos Composite Indeks yang terkoreksi 5,40 persen, lalu diikuti Shanghai SE Composite di Cina yang turun 0,79 persen dan Philippine SE Indeks anjlok 0,58 persen.
Adapun indeks Straight Times di Singapura turun 0,17 persen dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpangkas 0,16 persen. (Baca juga: CSIS: Kebijakan Trump Bisa Buat Rupiah Tertekan Tahun Ini)
Rencananya, pada Rabu (11/1) pagi waktu New York, Trump akan menggelar konferensi pers pertamanya setelah terpilih sebagai Presiden AS. Hajatan itu sempat dijadwalkan pada 15 Desember lalu, namun batal.
Sebelum konferensi pers ini, Trump telah menyampaikan beragam pernyataan mengenai kebijakan-kebijakan yang akan diterapkan AS di bawah kepimpinannya., termasuk kebijakan proteksionis terhadap produk-produk lokal AS.
Kepala Manager Investasi di Shinkin Asset Management Co. in Tokyo mengatakan, reaksi pasar atas konferensi pers pertama Trump belum bisa diprediksi. “Kami belum tahu bagaimana pasar akan bereaksi terhadap konferensi pers pertama Trump. Jadi, kami dalam posisi melihat dan menunggu situasi,” ujarnya seperti dikutip Bloomberg.