Pengusaha Optimistis Ekonomi 2017 Tumbuh 5–5,2 Persen

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Muhammad Firman
Editor: Pingit Aria
21/12/2016, 07.00 WIB

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memproyeksikan perekonomian Indonesia akan tumbuh sekitar 5,0 persen hingga 5,2 persen pada tahun 2017. Proyeksi tersebut didasari pertimbangan atas kondisi ekonomi global maupun dinamika dalam negeri.

“Prediksi kami kurang lebih hampir sama dengan pemerintah yang di angka 5,1 persen,” kata Ketua Umum Apindo, Hariyadi Sukamdani, Selasa, 20 Desember 2016.

Menurut Hariyadi, kondisi global akan berperan penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan. Beberapa perkembangan positif yang dicermatinya adalah mulai membaiknya harga komoditas, juga tren pemulihan ekonomi Eropa serta Amerika Serikat yang terus berjalan.

(Baca juga: Utang Luar Negeri US$ 323,2 miliar, Diprediksi Melambat Sampai 2017

Sebaliknya, Apindo juga mengantisipapsi beberapa faktor yang dapat berpengaruh negatif bagi pertumbuhan ekonomi nasional. Di antaranya adalah kemungkinan Amerika Serikat melakukan proteksi saat Donald Trump menjabat sebagai presiden. Selain itu, pertumbuhan ekonomi Cina juga diprediksi masih akan melambat. “Kondisi kedua Negara ini penting diperhatikan, sebab mereka adalah mitra dagang utama kita,” kata Hariyadi.

Sementara dari dalam negeri, Hariyadi mencatat empat dinamika yang akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan tahun 2017. Yang pertama adalah belanja pemerintah dalam pembangunan infrastruktur.

(Baca juga: BI Ramal Inflasi 2016 Terendah dalam 7 Tahun Terakhir)

Kedua, kelanjutan program pengampunan pajak hingga akhir Maret 2017. “Reformasi pajak ini kita harapkan bisa menjadi baseline data yang lebih baik bagi penyempurnaan penerimaan fiskal pemerintah di tahun mendatang,” tuturnya.

Dua faktor lain, menurut Hariyadi saling terkait, yakni realisasi investasi serta kemampuan pemerintah menjaga stabilitas sosial politik. Ia mengakui bahwa dunia usaha saat ini masih sedikit was-was setelah dua peristiwa unjuk rasa besar di Ibu kota yakni pada 4 November 2016 dan 2 Desember 2016 lalu. “Pemerintah harus cermat dalam menangani peningkatan eskalasi politik untuk menjamin iklim investasi.” Katanya.

(Baca juga: Harga Komoditas Naik, BI Optimistis Ekonomi 2016 Lebih Baik)

Reporter: Muhammad Firman