Efek Trump, Rupiah Melemah Atas Semua Mata Uang Asing

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yura Syahrul
15/11/2016, 15.22 WIB

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) yang baru memang tidak diperkirakan sebelumnya. Hasil ini memicu keguncangan pasar global, termasuk Indonesia. Imbasnya, pada pekan kedua November ini, mata uang rupiah melemah terhadap dolar AS, bahkan juga atas seluruh mata uang utama dunia.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, rupiah mengalami perubahan signifikan pada pekan kedua November ini bersamaan dengan terpilihnya Trump sebagai Presiden AS. BPS mencatat, rupiah melemah 0,65 persen terhadap dolar AS. Begitu pula terhadap mata uang lainnya, seperti dolar Australia sebesar 0,73 persen, euro 2,74 persen, dan yen Jepang 0,52 persen.

"November pekan kedua, informasi yang sudah sampai bahwa nilai tukar rupiah melemah terhadap seluruh mata uang asing," ujar pria yang akrab disapa Ketjuk saat konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Selasa (15/11). (Baca: Dua Pemicu Anjloknya Rupiah, BI Kritik Para Analis)

Sementara itu, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo menjelaskan, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ini juga menyebabkan pelemahan terhadap mata uang dunia lainnya. Namun, khusus untuk yen Jepang, penyebabnya tidak semata faktor terpilihnya Trump. Faktor lainnya adalah kondisi perekonomian Jepang. "Jepang mengalami surplus perdagangan dan recovery sehingga kita (rupiah) agak kedodoran di yen."

(Baca: BI Borong Surat Utang, Kejatuhan Rupiah Tertahan di Level 13.300)

Meski melemah, nasib rupiah sedikit lebih baik sepanjang Oktober lalu. Mata uang Indonesia ini melemah 0,44 persen terhadap dolar AS. Level terendah rata-rata nasional kurs tengah eceran rupiah terjadi pada pekan ketiga Oktober lalu yang mencapai 13.008,52 per dolar AS. Sedangkan berdasarkan provinsi, level terendah rupiah terjadi di Nusa Tenggara Barat sebesar 13.300 per dollar AS pada pekan pertama Oktober lalu.

(Baca: Rupiah Anjlok 13.800 per Dolar, Sri Mulyani Waspadai Aksi Spekulasi)

Rupiah juga melemah 0,48 persen terhadap dollar Australia pada Oktober lalu. Sebaliknya, terhadap yen Jepang, rupiah menguat 2,99 persen. Begitu pula terhadap euro, rupiah menguat 2,40 persen. "Jadi, bisa dilihat, posisi Oktober 2016 (nilai tukar rupiah) tidak ada sesuatu yang istimewa," ujar Ketjuk.