KATADATA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan nilai investasi tahun ini sebesar Rp 594,7 triliun. Targetnya meningkat 14,4 persen dibandingkan target tahun lalu. Persentase pertumbuhannya sama dengan yang ditargetkan pada 2015.
"Ini naik ketimbang tahun lalu, di mana kami targetkan hanya Rp 500 triliun," kata Kepala BKPM Franky Sibarani saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (8/1). (Baca: Ekonomi Dunia Loyo, Proyek dan Pembiayaan Digenjot Awal Tahun)
Dari target tersebut paling besar akan disumbang dari penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 386,4 triliun. Sementara untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) ditargetkan sebesar Rp 208,4 triliun.
Lebih dari separuh nilai target tahun ini akan dikontribusi oleh sektor industri manufaktur. Pertumbuhan untuk sektor ini pun ditargetkan yang paling besar, yakni mencapai 17,2 persen dari target. Sepanjang sembilan bulan selama tahun lalu, realisasi investasi sektor manufaktur masih rendah, jumlahnya hanya mencapai 172,1 triliun.
"Ini dengan pertimbangan industrinya adalah padat karya. Diharapkan sektor padat karya seperti tekstil dan alas kaki bisa menyerap tenaga kerja 6,5 kali lebih banyak dari tahun ini," ujarnya. (Baca: Pemerintah Genjot Investasi Industri Berorientasi Ekspor)
Pertumbuhan sektor manufaktur akan membukan banyak lapangan pekerjaan. Franky menargetkan akan ada 2 juta orang tenaga kerja yang akan terserap dari target investasi. Tahun lalu BKPM menargetkan ada sekitar 1,4 juta tenaga kerja yang bisa terserap. Namun hingga akhir tahun, kata Franky, kemungkinan tenaga kerja yang terserap hanya 1 juta orang.
Selain target untuk menyerap tenaga kerja lebih banyak, BKPM juga akan mengarahkan proyek investasi yang masuk tahun ini dibangun di luar Pulau Jawa. Targetnya kenaikan investasi di luar Pulau Jawa pada bisa naik 23,2 persen menjadi Rp 292,2 triliun. Proyek investasi yang akan diandalkan adalah pengolahan barang mentah atau smelter. (Baca: Ekonomi Menurun, Jokowi Akui Pasar Masih Meragukan Pemerintah)
Deputi Bidang Pengendalian dan Pelaksanaan Kegiatan Penanaman Modal BKPM Azhar Lubis menyebutkan ada beberapa investasi baru yang siap rampung tahun ini. Diantaranya smelter nikel di Maluku Utara, perluasan pembangkit listrik di Cilegon, kemudian smelter nikel di Bantaeng, Sulawesi. "Lalu ada lagi pabrik rubber sintetik senilai US$ 320 juta yang saat ini sedang dibangun," kata Azhar. (Baca: Realisasi Investasi Cina Rendah, BKPM Kawal Pabrik Mobil Wuling)